Terima
kasih atas kesempatan hadir di sini. Pertama saya ingin mohon maaf
sedalam-dalamnya, bila ada yang merasa tersinggung atas apa yang saya jelaskan
nanti di dalam ceramah ini. Tidak ada niat di dalam hati saya untuk menyinggung
perasaan saudara saya di dalam Islam. Tetapi saya ingin menyampaikan apa yang
saya rasakan dan saya alami sejak saya masuk Islam, dengan harapan bisa menjadi
pelajaran bagi kita semua. Jadi, kalau ada kata dari saya yang terasa terlalu
keras di dalam hati, mohon dibuka pintu maaf seluas-luasnya, karena niat saya
hanya untuk bicara secara serius dan jujur tentang perbuatan kita sebagai suatu
ummat.
Tujuan Maulid Apa?
Tujuan Maulid adalah untuk ingat bahwa kita harus
mengikuti Nabi Muhammad SAW. Apakah benar bahwa kita masih mengikuti Nabi SAW?
Kalau masih mengikuti Nabi Muhammad SAW, maka Maulid bagus. Tetapi kalau kita tidak mengikutinya, buat apa kita rayakan Maulid setiap tahun? Kalau kita TIDAK mengikuti Nabi SAW dengan baik, dan
lebih suka mengikuti contoh dan perbuatan buruk dari orang KAFIR atau perbuatan SETAN, bagaimana? Apakah perlu
kita bubarkan Maulid Nabi KALAU ummat Muhammad SAW lebih peduli pada contoh
dari orang kafir dan setan?
Harus kita kaji lebih dalam: Apakah BENAR kita masih
mengikuti Nabi Muhammad SAW atau tidak!
Kalau kita mau bicara tentang anjuran dan kewajiban bagi ummat Islam untuk mengikuti Nabi SAW, maka ada ayat-ayat penting yang perlu kita pahami.
Kalau kita mau bicara tentang anjuran dan kewajiban bagi ummat Islam untuk mengikuti Nabi SAW, maka ada ayat-ayat penting yang perlu kita pahami.
158. Katakanlah: "Hai manusia
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai
kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
Yang menghidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu
mendapat petunjuk".
(QS.
Al-Araaf 7:158)
31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
32. Katakanlah: "Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
32. Katakanlah: "Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
(QS.
Al-Imran 3:31-32)
Selanjutnya, mari kita menganalisa perbuatan kita
sehari-hari, sebagai suatu ummat, yang mengaku sebagai pengikut dari Rasulullah
SAW. Mari kita coba pahami apakah kita benar-benar mengikuti dia atau tidak.
Shalat Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah shalat kita masih 100% sama
dengan Nabi Muhammad SAW. Masih dalam Bahasa Arab, gerakannya sama, masih wajib lima waktu,
hitungan waktu shalat masih diambil dari posisi matahari, menghadap kiblat,
dsb. Tetapi mungkin kualitasnya shalat
kita berbeda dengan Nabi:
o Nabi Muhammad SAW shalat dengan baik, tenang, dan khusyu.
o Sebagian dari ummatnya shalat dengan cara kurang sempurna,
buru-buru, sambil memikirkan segala sesuatu.
Dan sangat disayangkan bahwa banyak sekali “pengikut
Muhammad SAW” justru tidak
melakukan shalat. Mungkin sebagian dari kita hanya hadiri Shalat Jumat saja. Mungkin hanya setahun dua kali: yaitu
Idul Fitri dan Idul Adha. Kenapa begitu
banyak orang bisa tinggalkan shalat dengan sikap tenang, tetapi masih mau
dianggap sebagai
“pengikut Muhammad SAW”? Dan mungkin sebagian dari mereka yang tidak shalat
malah mau datang ke masjid untuk Maulid Nabi, tanpa rasa malu. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa
menyaksikan kita.
Pidato Maulid | Contoh Pidato Maulid
Dan bagaimana dengan Shalat Jumat ktia? Mungkin 50% dari jemaah di sini ikuti Shalat Jumat dalam keadaan setengah sadar, atau tidur. Khatib seharusnya dipilih karena bisa bicara dengan semangat. Tetapi banyak khatib belum belajar untuk “bicara di depan umum”, jadi suaranya terlalu lembut, dan malah membuat jemaah tidur. (Ilmunya tidak diragukan. Hanya cara menyampaikannya.) Jemaah “salah” karena banyak yang abaikan ilmu yang mau diberikan oleh orang alim (mereka merasa enakan tidur). Khatib “salah” karena tidak berusaha untuk belajar: “Bagaimana caranya berceramah dengan suara yang baik dan semangat, biar jemaah merasa tertarik dan tidak mau tidur?” Sayang kalau ummat Islam tidur terus, pada saat ada orang alim yang mau berikan ilmu yang benar dan bermanfaat di dunia dan di akhirat. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita dan cara kita melakukan shalat.
Puasa Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW. Mulai dari adzan Subuh, berakhir pada waktu
Maghrib, dsb. Tetapi apakah berat badannya Nabi Muhammad SAW malah NAIK pada saat puasa? Berapa banyak
dari ummat Islam yang berat badannya NAIK pada waktu bulan Ramadhan? (Dan
saya pernah alami juga. Dulu, saya makan
lima kali setiap malam karena takut akan lapar besok. Sekarang sudah tidak lagi
begitu.)
Apakah Nabi Muhammad SAW rajin ke Tanah Abang atau ITC dan
belanja banyak di tengah bulan puasa?
Dan pakaian yang dibeli itu BUKAN untuk anak yatim dan fakir miskin, tetapi
untuk dipakai saat pulang kampung? Apakah tujuan dari puasa pulang kampung
dengan baju baru? Pusat belanja baju bisa menjadi lebih ramai daripada masjid.
Ada juga banyak yang mau melakukan umrah di saat puasa. Alhamdulillah dia mau melakukan
ibadah yang baik itu. Tetapi justru ada
yang batalkan puasanya, dengan alasan menjadi
MUSAFIR! Ada orang lain yang pulang kampung, dan mereka juga batalkan puasa dengan alasan musafir!
Mana yang lebih utama di tengah bulan suci
Ramadhan? Puasa, atau banyak jalan-jalan? Dilakukan terus-terusan setiap tahun, dan untuk umrah, tentu
saja ada biaya yang cukup tinggi. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa
menyaksikan kita dan cara kita melakukan puasa di bulan Ramadhan.
Haji dan Umrah Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW. Tetapi
apakah Nabi SAW naik haji setiap tahun? Dan umrah berkali-kali dalam satu tahun? Ternyata,
Nabi SAW hanya melakukan haji satu kali saja. Dan hanya melakukan umrah sebagai
idabah sunnah 3 kali saja (atau
mungkin 4 kali).
Penjelasannya,
Nabi Muhammad SAW hanya melakukan umrah 2 kali sebagai ibadah sunnah, secara
sengaja dan terpisah dari Haji. Satu kali lagi, dia lakukan umrah pada saat
sedang melakukan Haji, jadi tidak berangkat secara khusus dari Medina untuk
umrah saja. Dan satu kali lagi Nabi SAW tidak berhasil masuk Makkah, berarti
umrahnya tidak jadi. Artinya, Nabi hanya melakukan umrah 2 kali saja (secara
sengaja dan terpisah dari Haji), padahal ada ribuan kesempatan. Boleh dikatakan
3 kali, kalau tambahkan umrah yang dilaksanakan saat Haji. Dan boleh dikatakan
4 kali, kalau termasuk satu kali yang gagal di mana Nabi berniat melakukan
umrah, tetapi tidak berhasil masuk kota Makkah (dan itu usaha umrah yang pertama).
Jadi,
boleh dikatakan Nabi SAW melakukan umrah minimum 2 kali (berangkat secara
sengaja dan terpisah dari Haji), maksimum 4 kali termasuk saat Haji dan satu
kali yang gagal). Padahal Nabi SAW bisa melakukan umrah ribuan kali, kalau dia
mau. Ternyata, hanya 2-4 kali saja.
Uang yang dihabiskan oleh kita berapa banyak
untuk melakukan ibadah-ibadah itu?
Berapa puluh atau berapa ratus juta setiap tahun, untuk SETIAP ORANG yang
berangkat? Apakah tidak ada orang yang lebih membutuhkannya? Misalnya,
anak yatim, fakir miskin, orang yang
punya hutang, orang yang perlu operasi, dsb. Apakah mereka itu “SAUDARA KITA” atau tidak? Mungkin Nabi Muhammad SAW akan
menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita dan cara kita
utamakan kenikmatan ibadah sendiri dengan biaya yang tinggi, pada saat ada
banyak saudara kita yang perlu bantuan.
Masjid Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW.
Tempat bersih untuk shalat, ada tempat wudhu, menghadap kiblat, dsb. Tetapi kenapa bisa begitu mewah,
sehingga menghabiskan MILYARAN RUPIAH untuk renovasi saja?
Saya tidak bicarakan masjid yang sudah dibangun dari zaman dulu. Yang sudah
ada, biarkanlah. Yang saya maksudkan adalah yang dibangun dan direnovasi
sekarang.
Ada sebuah masjid yang cukup besar. Sedang direnovasi.
Pengurus masjid pasang
marmer di lantai dan
tembok. Memang sangat indah tetapi kenapa sebagian dari marmernya harus diimpor dari Itali? Dan
kenapa harus pakai marmer? Kenapa
tidak bisa pakai UBIN
berkualitas saja? Sedangkan banyak hotel bintang 5 hanya pakai ubin. Kalau
hotel mewah bisa pakai ubin, kenapa masjid kita harus pakai marmer yang diimpor
dari luar negeri dengan biaya yang cukup besar?
Kenapa ada juga masjid yang harus pasang kubah emas dan
menggunakan barang-barang lain yang mewah di dalam masjid? Apakah Nabi Muhammad
SAW akan senang melihat masjid kita? Sedangkan banyak anak yatim yang miskin,
tidak bisa makan setiap hari, tidur dalam keadaan lapar, putus sekolah, menjadi pemulung, dsb.? Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari
kalau bisa menyaksikan masjid kita.
SAYA MAU BERTANYA:
AKHLAK BAIK YANG DICONTOHKAN OLEH NABI MUHAMMAD SAW
HILANG KE MANA?
Korupsi Kita
Apakah Nabi SAW pernah melakukan korupsi? Kenapa itu yang menjadi umum di sini? Ini
contoh dari Nabi Muhammad
SAW atau tidak? Kenapa Indonesia menjadi
terkenal karena korupsinya? Bukan karena akhlak baiknya? Apakah orang asing
yang kafir akan tertarik pada Islam, kalau mereka tahu tentang
tingkat korupsi di sini?
Bagaimana kalau korupsi di sini nol persen? Bukannya orang
barat yang kafir akan
tertarik untuk tahu kenapa? Dan kita bisa menjelaskan bahwa korupsi di sini nol persen: “Karena kita Muslim! Kita mengikuti NABI
MUHAMMAD SAW!” Bukannya mereka akan tertarik pada Islam kalau korupsi di sini
nol persen?
Dan
kita tidak akan perlu berdakwah ke luar negeri. Mereka akan datang ke sini, dan
minta belajar dari kita karena sudah lihat contoh yang baik dari kita. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau
bisa menyaksikan kita dan cara ummatnya melakukan korupsi setiap hari.
Ada Banyak Kemiskinan, Tetapi Banyak
Pemimpin
Kita Kaya
Mayoritas dari penduduk Indonesia adalah Muslim. Mayoritas
dari penduduk yang Muslim itu juga MISKIN. Tetapi banyak sekali pemimpin agama,
pemimpin daerah, pemimpin organisasi,
pemimpin partai politik dan pemimpin negara justru KAYA sekali. Kenapa bisa
begitu? Contoh dari Nabi SAW apa? Hidup dalam keadaan kaya raya, dan utamakan
kenikmatan hidup bagi diri sendiri? Atau manfaatkan uang dari Allah untuk
berjuang di jalan Allah?
Uang itu adalah titipan dari Allah, dan bukan milik kita. Tetapi kita merasa uang itu didapatkan
karena kehebatan kita sendiri, bukan karena Allah memberikannya
kepada kita. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan
menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita.
Anak Yatim
Banyak dari ummat Islam yang kaya, tetapi mayoritas dari
anak yatim adalah orang miskin,
dan masih banyak yang tidak diurus. Sepertinya banyak dari ummat Islam hanya ingat pada anak yatim di bulan puasa saja. Apakah anak yatim hanya makan dalam
satu bulan setiap tahun? Bukannya
mereka juga perlu makan setiap hari, sepanjang tahun? Kenapa kita hanya mau
ingat pada mereka pada satu bulan saja?
Alangkah baiknya bila para pemimpin kita bisa
memberikan contoh yang jelas. Bayangkan apa yang akan terjadi kalau Presiden kita mengadakan santunan anak yatim setiap minggu di Istana Negara!
Pasti akan luar biasa! Dan setiap
Menteri, Sekjen, Dirjen, Gubenur, Walikota, Bupati, Camat, dan lain-lain bisa
diajak mengikuti contoh itu juga.
Dan
kalau ada yang merasa terlalu sibuk untuk membuat santunan rutin setiap minggu,
ada juga cara yang lain. Misalnya, setiap
kali seorang pemimpin atau pejabat
negara diundang untuk acara makan malam (berarti ada katering, dan
makanannya pasti banyak sekali), bisa
juga wajib undang anak yatim. Satu,
dua, atau tiga anak saja sudah cukup (biar
mudah diatur, tetapi mengajak lebih
juga boleh). Dan mereka juga bisa foto bersama, dikasih makanan, dikasih santunan, dan diberikan semangat dan motivasi untuk belajar dengan baik dan
menjadi orang sukses. Insya Allah seluruh
negara akan terpancing untuk lebih peduli pada anak yatim kalau semua pemimpin
kita memberikan contoh tersebut.
Bayangkan kalau Presiden Obama datang ke sini, diajak makan,
dan selalu ada anak yatim di sebelahnya. Mungkin dia akan bingung dan akan
bertanya kenapa selalu ada anak kecil yang hadir dalam acara makan. Lalu bagaimana
kalau kita jelaskan alasannya, dan ternyata dia suka contoh ini. Kemudian dia
kembali ke Amerika dan melakukan hal yang sama di sana! Dan dia juga wajibkan
hal yang sama untuk para menteri di sana. Dan para pemimpin dunia melihat
contoh itu dari Obama, dan mereka juga melakukannya di negara mereka masing-masing.
Seluruh dunia mulai mengajak anak yatim makan bersama, karena dapat contoh dari
para pemimpin di Indonesia.
Bisa bayangkan? Kira-kira bagaimana perasaan Allah terhadap
kita semua bila seluruh dunia berubah dan menjadi sayang terhadap anak yatim
karena kita kasih contoh tersebut? Seluruh dunia bisa berubah dalam sekejap, hanya
karena ada contoh kecil dari kita.
Sayangnya, banyak sekali dari pemimpin kita masih lebih
peduli pada
deposito mereka daripada anak yatim, dan hanya ingat
pada anak yatim sewaktu-waktu saja (biasanya
di bulan puasa).
Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan
kita.
Ummat yang Merokok
Survei
menyatakan bahwa 80-90 persen dari pria di Indonesia merokok,
dan tentu saja mayoritas dari mereka adalah Muslim. Apakah Nabi Muhammad SAW juga merokok? Apakah ini Sunnah
Nabi atau tidak? Ini sudah jelas
MUBAZIR. Ini membuat ummat Islam menjadi lemah dan tidak sehat. Banyak bapak wafat dengan cepat
dari berbagai macam penyakit dan kanker. Tidak ada yang dapat umur
yang lebih panjang karena merokok. Anak dan keluarga tidak diutamakan.
Kompas melaporkan bahwa rokok membakar 330 MILYAR Rupiah
PER HARI di Indonesia. Dan itu berarti 120
TRILLION Rupiah per TAHUN untuk merokok!!! Ulama kita jarang membahas ini
dalam ceramah, dan tidak pernah dalam Khutbah Jumat
(dari pengalaman saya). Malah banyak
Ustadz dan Kyai yang memberikan contoh yang buruk dengan merokok sendiri. 120
Trillion Rupiah dibakar dengan sia-sia. SETIAP TAHUN. Dan anak yatim masih
banyak yang lapar! Mungkin Nabi Muhammad SAW akan
menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita.
Kalau
ada teman atau saudara yang merokok, bicara dengan dia secara baik, dan ajak
dia berhenti. Mungkin salah satu caranya begini: berikan dia tasbih kecil.
Setiap kali dia mau merokok, suruh dia berdzikir kepada Allah, dan mensyukuri
semua nikmat yang Allah berikan. Baca “Alhamdulillah” terus. Dalam waktu 20
minit, kalau mau merokok lagi, berdzikir lagi, dan sekaligus mohon bantuan
kepada Allah untuk berhenti merokok.
Pada
saat yang sama, coba mengurangi frekuensi rokok secara bertahap. Misalnya,
sekarang 30 batang perhari. Mulai minggu depan, dikurangi menjadi hanya 20
batang per hari (dan juga harus berdoa dan mohon bantuan Allah). Minggu
berikut, 15 batang per hari. Yang berikut, 10 batang perhari, dan seterusnya,
hingga menjadi hanya 1 batang per hari. Lalu satu batang per 2 hari. Satu
batang per minggu, dan sebagainya. Dan setiap kali ada keinginan untuk merokok,
coba hilangkan niat itu dengan berdzikir saja, dan baca Alhamdulillah, dan
mohon bantuan dari Allah untuk berhenti
merokok. Insya Allah bisa berhasil dengan cepat.
Muallaf Yang Tidak Diurus
Tidak ada sistem atau yayasan formal yang tangani muallaf
se-Indonesia. Padahal jumlah muallaf bertambah terus setiap hari. Dibutuhkan
yayasan atau organisasi yang
bisa menyebarkan nama-nama Ustadz dan Kyai di setiap kecamatan, di seluruh
Indonesia yang bisa menerima dan membimbing muallaf dalam agama.
Muallaf itu sering bingung dan malu karena merasa “bodoh”.
Mereka tidak bisa datang ke masjid and ketok di pintu. Tetapi ulama tidak
kompak dan serius untuk tangani muallaf secara resmi, sehingga banyak dari
mereka yang menjadi goyang. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari
kalau bisa menyaksikan kita dan cara
kita tidak memperhatikan kebutuhan muallaf.
Anak Dipukul Karena Salah Baca Al
Qur'an?
Di sebagian pesantren, anak yang salah baca ayat kena
pukulan. Apakah supaya
dia belajar apa yang benar dan salah? Apakah Nabi SAW juga memukul sahabat pada
saat mereka belajar Al Qur'an? Apakah Nabi SAW termasuk orang yang suka memukul
muridnya?
Dijelaskan dalam sebuah hadiths, bahwa Allah memberikan dua pahala buat orang yang tidak
lancar dalam membaca ayat Al Qur'an, (dan yang lancar dikumpulkan bersama para malaikat). Allah memberikan dua pahala, sedangkan sebagian Ustadz di Indonesia kasih
pukulan. Apakah ini contoh dari Nabi SAW? Tidak. Karena Nabi SAW tidak pernah
memukul.
“Rasulullah SAW tidak pernah
memukul dengan tangannya, baik terhadap isteri maupun terhadap pelayannya,
kecuali dia berjihad di jalan Allah.”
(Sahih Muslim,
Nomor 4296)
Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau
bisa menyaksikan kita.
Menjadi Negara Maju?
Orang barat yang kafir bisa menciptakan negara maju. Kenapa kita tidak
bisa? Kenapa menjadi negara berkembang terus? Bukannya Allah berada di sisi
kita? Bukannya doa kita yang paling cepat diterima dan dikabulkan oleh Allah? Kenapa
orang barat yang kafir
bisa membuat negara maju yang bebas korupsi? Kenapa orang barat
yang kafir bisa membuat sistem pendidikan
yang lebih baik? Kenapa orang barat yang kafir bisa membuat sistem kesejahteraan yang menjadi
suatu jaminan sosial bagi rakyat?
Kenapa kita selalu kalah kalau dibandingkan dengan orang barat
yang kafir dalam hampir semua bidang?
Kesalahan kita di mana?
Mungkin karena terlalu banyak dari kita yang tidak peduli
pada contoh mulia yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan oleh karena itu
kita masih belum bisa menciptakan negara maju. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan
menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita.
Sekarang
Saatnya Untuk Utamakan Managemen Masjid
Masjid bisa berubah menjadi pusat masyarakat. Setiap masjid besar bisa membuat perpustakaan, supaya anak Muslim bisa “IQRA” daripada nonton
sinetron. Setelah sekolah selesai, anak muda bisa datang ke masjid,
pinjam buku, dan duduk di situ untuk membaca dan belajar. Kedatangan ratusan
anak muda setiap hari akan membuat masjid ramai, dan akan mengikat hati mereka
terhadap masjid juga, insya Allah.
Masjid
besar juga bisa membuat Dapur Umum dan kita
bisa ajak orang kaya untuk menyumbang uangnya
supaya orang miskin bisa datang dan makan di situ setiap hari.
Contohnya, dimasak makanan untuk 200 orang saja, untuk makan siang saja. Cukup
nasi, telor, tempe. Dan orang miskin bisa datang dan antrian (karena hanya
boleh makan di situ). Setelah makanan sudah habis, yang lain akan ditolak, dan
disuruh kembali besok. Minimal ada 200 orang yang dapat makanan di situ, dan mereka
akan merasa bahwa pengurus masjid dan ummat Islam peduli pada orang miskin. (Kalau
sekarang, jumlah orang miskin yang berhasil dapat makanan di masjid setiap hari
berapa?)
Masjid
besar bisa membuat BMT, yaitu Baitul Maal wat Tamwil (Bank Syariah Mikro Kredit)
supaya orang miskin ada tempat untuk pinjam 500 ribu, atau 1 juta saja. Bisa
dibuat secara mudah dan sederhana, contoh sudah ada banyak, dan orang dengan kemampuan
untuk menjalankan sistem itu sudah banyak juga.
Kita
perlu berfikir secara kreatif tentang bagaimana kita
bisa memanfaatkan masjid-masjid kita supaya menjadi suatu
pusat bagi masyarakat, dan tidak hanya tempat untuk shalat dan pesta perkawinan saja, yang
lebih sering kosong daripada ramai.
Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau
bisa menyaksikan kita karena kita belum mau menggunakan masjid kita untuk
mensejahterahkan ummat Islam.
Masih
Ada Harapan Untuk Masa Depan:
Tetapi masih ada harapan bahwa keadaan ummat Islam bisa
menjadi lebih baik. Semuanya tergantung pada diri kita. Ayat di bawah ini sudah
sering dibacakan di mana-mana, tetapi kita tidak mewujudkannya di dalam
kehidupan kita sehari-hari:
11. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS.
Ar-Ra’d 13:11)
Kita
bisa mengubah bangsa ini. Dan kita harus mau melakukannya. Kita tidak boleh
diam saja terus dan berharap bangsa ini akan berubah. Kita harus ambil tindakan
yang nyata. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan adalah pendidikan.
Pendidikan untuk ummat Islam dan anak bangsa harus
kreatif, maju dan moderen. Bukan asal nurut dengan guru seperti
di zaman dulu.
Nabi tidak berpesan agar ummatnya harus bodoh dan takut
mengritik guru yang salah. Nabi tidak berpesan agar ummatnya harus
menjadi takut mengritik kebijakan
pemerintah yang tidak baik. Dan kalau kita yang dewasa selalu takut untuk terima kritikan dari anak-anak kita,
dan siswa kita di sekolah, dan para
santri kita di pesantren, maka bangsa
ini tidak akan bisa maju. Itu disebabkan
kita yang dewasa selalu mau benar sendiri dan tidak mau terima masukan dari
anak-anak muda, padahal mungkin saja Allah berikan petunjuk kepada mereka, padahal
belum dikasih kepada kita.
Saya
sangat suka ayat di bawah ini, dan saya yakin bahwa ayat ini merupakan jaminan
dari Allah kepada kita semua:
96. Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, PASTILAH Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya.
(QS. Al Araf 7.96)
Mari kita berfikir tentang berapa banyak dari kita yang
tidak peduli pada contoh mulia Nabi Muhammad SAW. Mari kita berfikir tentang
bagaimana kita bisa menjadi suatu ummat yang beriman dan bertakwa supaya rahmat
Allah dilimpahkan di atas kita semua. Mari kita bersatu dan saling membantu,
untuk memajukan negara ini. Jangan sampai kita mencapai Maulid Nabi tahun depan, dan semua yang kita bicarakan malam ini belum
berubah.
Saya
yakin bahwa Indonesia bisa menjadi negara nomor satu di dunia. Dengan ummat
Islam yang menjadi contoh yang paling baik dan paling mulia bagi semua. Nanti, insya
Allah, orang Amerika akan datang kepada kita dan minta pinjam uang karena uang
kita paling banyak. Orang Jepang akan datang kepada kita dan minta teknologi
dari kita karena teknologi kita paling maju. Dan orang barat akan mau
sekolahkan anak mereka di sini, karena sistem pendidikan di sini adalah yang
paling baik di dunia.
Semua
itu bisa terwujud. Allah bisa turunkan milyaran malaikat untuk mendoakan kita
dan membantu kita, kalau Dia mau. Tetapi kita harus mau berubah. Kita sudah
dikasih contoh yang paling baik dan paling bagus dalam bentuk Nabi Muhammad SAW
dan Allah sudah perintahkan kita untuk:
“…berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul Nya…dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk!!!"
(QS. Al-Araaf 7:158)
Saya merasa yakin bahwa negara ini bisa berubah. Cukup
kita kembali kepada contoh Nabi SAW dengan sungguh-sungguh, dan mewujudkan
akhlak mulianya di dalam kehidupan kita setiap hari.
Semoga
kita bisa berubah, dan
kalau kita bisa, Nabi Muhammad SAW TIDAK AKAN MENANGIS kalau bisa menyaksikan kita. Semoga Nabi SAW malah
akan menyaksikan kita dan akan
MERASA BANGGA bahwa kita selalu mau
berusaha untuk memperbaiki diri dan selalu kembali kepada contohnya. Dan dia
malah akan bersyukur kepada Allah SWT bahwa ummatnya masih benar-benar MENGIKUTI DIA.
Allah berharap kita bisa berubah. Para malaikat berharap
kita bisa berubah. Dan Nabi Muhammad SAW berharap kita bisa berubah. Jadi, mari kita mengubah diri kita dan
mengubah ummat Islam. Mulai dari sekarang.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
0 comments:
Post a Comment