Makalah |Telah dikemukakan bahwa galaksi terdiri dari berjuta-juta bintang dengan segala jenis, bentuk, dan ukurannya. Salah satu diantara jutaan bintang tersebut adalah matahari yang mempunyai sejumlah anggota yang disebut TataSurya. Jadi, sebuah tata surya terdiri dari satu matahari dan senua benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Tata surya dikelilingi oleh delapan planet, termasuk planet bumi.
Berikut
ini dijelaskan beberapa hipotesis terjadinya bumi dan tata surya :
1. Hipotesis Kabut
Hipotesis
yang sering dinamakan hipotesis solar nebula ini merupakan hipotesis yang
paling tua dan terkenal. Imanuel Kant (1724-1804), seorang ahli filsafat
berkebangsaan Jerman, membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya.
Dikatakan bahwa di jagad raya terdapat gunpalan kabut yang berputar
perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan menjadi gumpalan gas
yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi
planet-planet dan satrelitnya.
2. Hipotesis Planetesimal
Thomas C.
Chamberlin (1843-1982) seorang ahli geologi dan ilmuan dari Amerika
menyampaikan teori yang dikenal sebagai Teori Planetesimal (berarti planet
kecil) dalam penelitiannya The Origin of the Earth (asal mula bumi) pada tahun
1916.
Manurut teori
ini, matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak.
Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu
jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari
maupun bintang itu. Sebagian dari massa matahari itu tertarik kearah bintang.
Pada waktu bintang itu menjauh, sebagian dari massa
matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke
ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang
kemudian menjadi planet-planet kecil dan beredar pada orbitnya.
3. Hipotesis Pasang Surut Gas
Pada tahun 1917 sarjana Inggris, James Jeans
(1877-1946) dan Herald Jeffries, menggunakan teori tentang terjadinya
planet-planet. Hipotesisnya dikenal dengan nama Hipotesis Tidal James-Jeffries.
Menurut hipotesis ini pada suatu saat sebuah bintang yang hamper sama besarnya
dengan matahari melintas di dekat matahari. Hal ini menimbulkan terjadinya
pasang pada matahari. Pasang itu berbentuk seperti cerutu yang sangat besar ini
kemudian bergerak mengelilingi matahari dan mengalami perpecahan menjadi
sejumlah butir-butir tetesan kecil. Butir-butir tetesan yang terbesar
diantaranya karena daya tariknya dapat menarik butir-butir yang kecil, sehingga
akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan sebesar planet-planet yang ada sekarang.
Hal yang sama juga terjadi pada pembentukkan satelit dari planet.
4. Hipotesis Peledakan Bintang
Teori ini dikemukakan oleh astronomi dari Inggris,
Fred Hoyle pada tahun 1956. Kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah bitang
(matahri juga bintang) dan pada mulanya juga berevolusi satu sama lain. Ada
juga diantaranya ynag memadat dan mungkin juga terjerat ke dalam orbit keliling
matahari. Banyak bintang yang meledak akan bebas di ruang angkasa. Teori ini
didukung banyak ahli astronomi, karena banyak bintang ganda atau bitang kembar
telah diketahui memang ternyata ada.
Keberatan terhadap teori ini adalah kebanyakan
bintang di dalam 25 tahun cahaya matahari, agak serupa dengan matahari dan
sangat stabil.
5. Hipotesis Kuiper
Informasi mutakhir mengenai komposisi bintang dan
planet menyatakan bahwa planet-planet dan matahari muncul pada saat yang sama.
Astronom bernama Gerard P. Kuiper (1905-1973) mengemukakan bahwa semesta
terdiri dari formasi bintang-bintang. Menurut dia, dua pusat yang memadat
berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hydrogen. Pusat yang satu
lebih besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang
tunggal, yaitu matahari.
Peristiwa berikutnya kabut menyelimuti pusat yang
lebih kecil yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari massa yang lebih besar.
Gaya ini menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah-pecah menjadi awan-awan
yang lebih kecil lagi yang disebut protoplanet. Setelah suatu periode waktu
yang lama, protoplanet tersebut menjadi planet-planet seperti yang dilihat
sekarang ini. Jika kedua awan itu mempunyai ukuran yang sama, maka akan
terbentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sangat sering terjadi di alam
semesta.
Ketika matahari memadat, ia akan menjadi begitu
panas sehingga sebagian besar energy radiasi dipancarkan. Energy itu cukup kuat
untuk mendorong gas-gas yang lebih terang, seperti hydrogen dan helium, dari
awan yang menyelubungi protoplanet-protoplanet yang paling dekat ke matahari.
0 comments:
Post a Comment