Friday, May 25, 2012

Cerbung Cinta - Kisah Cinta dibalik Surat Lamaran Kerja

KISAH CINTA DI BALIK RAHASIA SURAT LAMARAN KERJA
Karya Nur Azizah

Di hari libur kuliahnya, Ziya seorang Mahasiswi Universitas di Jakarta, ia seorang wanita yang sangat pintar dan juga manis kata uminya selalu berkata seperti itu. Ziya selalu menghabiskan liburannya yang selama 3 hari itu dengan hanya berdiam saja di rumah, terkadang dihabiskannya juga dengan mengerjakan tugas-tugasnya, tak ada yang berbeda selalu seperti itu. Lama kelamaan Ziya merasa jenuh dengan liburannya yang hanya seperti itu saja, ia sangat ingin mengisi liburannya dengan hal-hal yang bisa menghasilkan uang, yaitu bekerja.

Ziya pun meminta kepada Abi dan Uminya untuk di carikan pekerjaan yang bisa mengisi hari liburnya tersebut. Ziya ingin bisa membantu Abi dan Uminya walaupun tak seberapa, karena Abi dan Umi Ziya hanya seorang pedagang di pasar. Akan tetapi dengan hasil berdagang tersebut kebutuhan keluarga Ziya sudah sangat tercukupi mulai dari sehari-hari dan juga untuk biaya kuliah, ini hanya keinginan keras Ziya untuk bekerja juga untuk menambahkan pengalamannya.


“Umi, Abi.. Zi ingin kerja di sela-sela waktu liburan, Zi sangat bosan hanya dirumah saja…” Pinta Ziya sambil Merajuk kepada Umi Abinya.
“Kerja apa Ziya….?? Kamu kan hanya libur 3 hari sedangkan kuliah mu juga berangkat pagi, susah untuk mencari pekerjaan dengan jadwal jam mu yang seperti itu” . jawab Umi sambil membenahi pakaian dilemari.
“iya Ziya, kerja mengajar pun kamu tak mungkin kalau hanya hari jum’at dan sabtu saja, bisanya paling kamu menjadi guru privat” susul Abi yang sedang menonton tv.
“Bisa aja ko Umi, Abi..seperti kerja di Alfamart, atau penjaga toko gitu, jadi klining service pun tak apa deh asalkan bisa menghasilkan uang dan mengisi liburan Ziya” jawab Ziya seperti memaksa.
“Ya sudah nanti Abi carikan, kebetulan Abi punya teman yang pernah kuliah juga seperti mu, ia juga sambil bekerja, tapi ia sekarang sudah menikah dengan mahasiswi juga, siapa tau dia punya tempat kerjaan yang baik untuk kamu”. Jawab Abi meyakinkan.
“Benar Abi……? Asik…… Ziya bisa kerja”. Ziya sangat gembira mendengar perkataan Abinya tersebut.
***

PERTEMUAN DI HARI MINGGU
Di siang hari yang terik itu Ziya sangat lelah sekali karena perjalanan dari kampus ke rumah lumayan jauh, ia bisa saja meminta kos kepada uminya akan tetapi Ziya tak ingin ngekos Ziya ingin selalu bersama Uminya tercinta karena sejak SD sampai SMA ia jauh dengan Uminya untuk sekolah dan menuntut ilmu agama di pondok pesantren. Maka dari itu masa kuliahnya saat ini Ziya tak ingin pisah lagi dengan Uminya.

“Assalamu’alaikum….” Ucap Ziya sambil memasang muka lelahnya
“Wa’alaikumsalam, eh anak umi udah pulang, kelihatan lemas sekali, memangnya di kampus kamu tidak makan?” Tanya Umi sambil bercanda
“Ah umi ini ada-ada saja, ya makan lah umi, cuman dijalan tuh aku haus banget seperti mau mati rasanya, hehehe terus gak sempet beli minum juga keburu busnya dateng, umi.. Abi mana??”
“Abi masih dipasar, dagangannya belum habis, oh ya kata Abi hari minggu nanti teman yang diceritakan waktu itu mau datang ke rumah bersama istrinya” Umi menjelaskan.
“Yang benar umi? Wah berarti Ziya bisa cepat-cepat kerja dong… “ jawab Ziya dengan penuh antusias.
***

Setelah itu Ziya langsung bergegas shalat dzuhur karena di kampus belum sempat shalat kemudian ia terlelap tidur karena aktifitasnya yang sangat melelahkan di hari itu. Hari minggu yang di tunggu-tunggu Ziya pun datang, karena ia berharap teman Abinya itu bisa memberikannya pekerjaan. Suara Hand Phone Abi pun berdering, Ziya sudah menyangka itu pasti dari teman Abi yang akan berkunjung kemari. Setelah percakapan ditelpon itu selasai, aku lengsung banyak bertanya kepada Abi seperti wartawan saja.
***

“Bagaimana Abi, jadi silaturrahim kemari? Tanya Ziya.
“Iya jadi, tapi katanya mau kemari rada sorean saja karena dirumahnya ada urusan”.
“oh begitu ya Abi, ya sudah Ziya mau melanjutkan menulis saja” jawab Ziya yang sedang asik menulis di dalam blognya, karena ia sangat suka sekali menghiasi blognya tersebut dengan tulisan-tulisannya.

Sekitar selesai ashar teman abi pun datang…..
“Assalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam” jawab kami di rumah.

Ternyata subhanallah orangnya gagah, hitam manis, mas Arifin namanya. istrinya memakai baju gamis, berjilbab orange, terlihat serasi. Aku kurang tau siapa nama istrinya.
“oh ini anak bapak yang mau kerja ya? Kuliah dimana? Semester berapa “ tanya Mas Arifin
“Di Jakarta, baru semester 6 ” jawab Ziya dengan malu-malu.
Mata Ziya sangat mengantuk sekali karena tadi malam Ziya menulis blog dan menonton DVD hingga larut malam, akhirnya Ziya memutuskan untuk tidur, tidak menemani mas Samsul dan istrinya karena ada Abi dan Umi yang menemani mereka.

Setelah Ziya bangun dari tidurnya ia langsung menanyakan kepada Abinya
“bagaimana Abi…Ziya bisa kerja nanti??
Sabar ya Ziya kata mas Samsul mau di carikan dulu pekerjaan yang cocok buat Ziya, nanti kalau sudah dapat langsung dikabarin” jawab Abi.

Sangkin Ziya ingin lebih jelasnya lagi, ia langsung mengirimkan pesan ke mas Arifin
“ass…mas Arifin nanti kalau sudah ada kerjaan yang tepat buat Ziya tolong kabari ya”

Mas Arifin pun tak membalas sms Ziya tapi langsung menjawabnya melalui telpon
“oh ya Ziya kalau kamu mau cari kerja buat saja surat lamaran kerjanya, kamu sudah bisa buatnya??
“Belum mas Arifin soalnya Ziya baru pertama ini” jawab Ziya
“ya sudah nanti mas Arifin main lagi ke rumah ya untuk mengantarkan contoh surat lamaran kerja mas Arifin yang dulu”
“oh ya sudah mas, makasih ya, maaf sudah merepotkan”
“ya tidak apa-apa Ziya, udah dulu ya, assalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam” Jawab Ziya sumringah.
***

SALAM DARI SEORANG PRIA
Pagi itu hari Jum’at, Ziya sedang asik menonton tv lalu Umi duduk menghampiri Ziya
“Ziya kamu dapat salam dari mas Slamet”
“Apa umi mas Slamet, siapa itu??” jawab Ziya dengan keheranan
“Mas Slamet itu kakaknya dari mas Arifin, dia udah lulus kuliahnya”
“Masa si Umi, kenapa adiknya sudah menikah ko kakaknya belum” kata Ziya setengah tak percaya.
“Nah itu dia Ziya, orang itu baik pria maupun wanita kalau sudah dilangkah pasti bawaannya males untuk nikah kalau bukan ditimrungin atau bahasa kitanya mah di jodohin”
“masa si umi, dari sekian banyaknya wanita mas Slamet itu belum nemuin yang cocok?” Ziya terus bertanya tanpa menyadari maksud dari salam laki-laki itu.
Ziya terus memikirkan apa arti dari salam yang disampaikan Uminya dari mas Slamet itu. Tapi karena Ziya belum mengenalnya dan tidak tau orangnya seperti apa, Ziya tak terlalu menganggapnya serius.
***

KEDATANGAN MAS ARIFIN BERSAMA SEORANG PRIA
Hari itu adalah hari Sabtu, dimana Mas Slamet akan datang kerumah, Ziya mengira mas Slamet kerumah sendirian tapi ternyata…
“Assalamu’alaikum”…. Suara laki-laki dari pintu
“wa’alaikumsalam” jawab Umi

Ziya kaget bukan kepalang, mas Arifin datang bersama seorang pria, ia begitu tampan untuk standar seorang pria, perawakannya sedikit kurus dan juga mungkin lebih tinggi Ziya di banding dirinya”
“Ziya belum kenal ya ma kakak saya, namanya Slamet ” mas arifin memperjelas
“oh iya mas….” Ziya pun langsung tersenyum dan mempersilakan masarifin dan mas Slamet untuk duduk.

Kami berbincang-bincang disana, mas Slamet awalnya tak begitu memperhatikan obrolan karena sibuk dengan hpnya seperti sedang smsan. Tapi setelah selesai Mas Slamet bertanya kepada Ziya
“Ziya pernah mondok ya?”
“Iya k di Bogor kurang lebih 5 tahun” jawab Ziya
“ pialanya Ziya banyak sekali ya, sering dapat juara ya?” lanjut mas Slamet

Ternyata sedari tadi mas Slamet memperhatikan piala-piala yang Ziya dapat sewaktu di pondok yang di pajang di samping dekat TV.
“ah itu ya k, bukan apa-apa ko, dulu pernah dapet juara lomba baca kitab, ada yang juara 1, 2 dan 3 nya” Ziya memperjelas
“wah berarti Ziya pintar ya…” jawab mas Slamet memuji.
“Ah gak ko k biasa aja…”jawab Ziya malu-malu.
“Oh iya Ziya ini contoh surat lamaran kerjanya” mas Arifin menyerahkan dua lembar kertas kepada Ziya.
“iya Mas makasih ya” jawab Ziya sambil tersenyum kecil.
“nanti-nanti kalau liburan jangan lupa ya Ziya silaturrahmi kerumah” kata mas Slamet mengajak Ziya dan keluarga.
“Iya Insya Allah mas Slamet…”
Mereka pun berpamitan kepada Umi dan Abi.
Setelah kejadian itu entah mengapa Hati Ziya merasa aneh, salam yang sebelumnya disampaikan itu ternyata dari mas Slamet yang datang kerumahnya, hati Ziya sungguh tak tenang, selalu teringat kepada salam yang disampaikan Umi kepadanya. Apakah benar mas Slamet memberi salam kepada Ziya. Ziya tak mengerti apa yang dirasakan hatinya saat ini, Cinta? Ataukah hanya penasaran terhadap laki-laki itu?
Ziya ingin sekali menanyakan kepada Uminya tapi Ziya sangat malu

Semakin lama hati Ziya semakin tak karuan setelah pertemuan dengan mas Slamet di rumah, hatinya tak tenang selalu ingat kepada nya.
“ya Allah pakah perasaan yang aku alami sekarang ini?”
“kalau seperti ini lebih baik Engkau tak perlu mempertemukan aku dengan nya”
“ya Allah tenangkan hatiku kembali, apa ia orang yang engkau kirimkan untuk ku?”
“tolong jangan biarkan hati ini selalu gelisah memikirkannya”
“Beri aku petunjuk mu”
Itulah do’a yang selalu di ucapkan Ziya ketika selesai melaksanakan shalat.

Ziya pun terus-terusan mendapat kabar dari Abinya kalau mas Slamet pernah menelpon dan memberikan salam kepada Ziya, hati Ziya pun semakin gelisah dan tak tenang, ingin mengetahui kebenarannya apakah itu semua benar, tapi mengapa mas Slamet tak pernah ada kabar lagi.
***

PERCAKAPAN DIDALAM MESSAGE
Ketika Ziya membuka Hand phone Abi ada nama Mas Slamet Riyadi, apakah ini no hpnya. Mungkin ini jalan yang diberikan Allah untuk mengetahui kebenaran ini semua. Itulah keyakinan Ziya. Hingga akhirnya Ziya memutuskan untuk menulis pesan.
“Assalamu’alaikum, maaf sebelumnya mas, sy cuman mau memperjelas tentang apa yang disampaikan Abi kepada saya apakah benar, saya cuman tak ingin ada kesalah pahaman, dengar-dengar mas mau melanjutkan S2nya, mudah-mudahan keinginan itu bukan karena saya, tapi apapun yang disampaikan Abi kepada mas saya tidak tau menau wassalamu’alaikum”
Akhirnya dengan keberanian yang dipaksakan Ziya mengirim pesan itu. Lama tak ada balasan dan akhirnya ketika selesai shalat isya hand phone pun berbunyi.
Ternyata itu balesan dari mas Slamet. Tapi yang Ziya heran isi dari sms itu bukan seperti mencerminkan mas Slamet, sungguh sangat berbeda dengan orang yang aku temui dirumah, batin Ziya berkata.

Mas Slamet pun menelpon Ziya.tapi….
“Assalamu’alaikum” suara disebrang sana
“wa’alaikum salam, ini benar mas Slamet” Ziya berkata.
“iya ini mas Slamet”
“tapi kenapa suaranya seperti adiknya, “
“hehehe iya ini mas arifin adiknya” jawab suara disebrang sana sambil tertawa.
“ya ampun, mas Arifin, Ziya jadi malu ni, jadi tadi yang membaca sms Ziya mas dong? Jawab ku dengan penuh rasa malu
“ iya mas Slametnya lagi keluar hpnya dipegang mas deh, smsnya lucu Ziya mas sama istri membacanya sambil tersenyum” mas Arifin memperjelas
“ ih…mas Arifin Ziya jadi sangat malu, habis Ziya penasaran yang diomongin sama Abi tapi kenapa mas Slamet gak ada kabar sama sekali”
“oh..begitu, ya sudah nanti mas Arifin sampaikan aja, emang mau pesan apa ini?” mas Arifin bertanya
“gak mas katanya mas Slamet mau nerusin S2nya, apa benar?”
“iya, katanya mau memperdalam ilmunya lagi”
“oh begitu, ya sudah makasih ya mas, assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”

Rasa malu bercampur aduk dengan rasa senang yang dialami Ziya sekarang, tapi ia belum mendapatkan keterangan yang jelas sebenarnya mas Slamet itu benar atau tidak berkata seperti apa yang dikatakan Abi. HP pun berbunyi ada message dari mas Arifin
“Ziya mas Slamet tak memberikan tanggapan apapun dia hanya tersenyum saja”
“oh begitu ya mas, ya sudah makasih banyak ya informasinya”.
Ternyata yang diharapkan oleh Ziya selama ini keliru, mungkin Mas Slamet bukan orang yang dipilihkan oleh Allah untuknya.

Lalu apa yang terjadi dengan kisah Ziya selanjutnya? Apakah akan dipertemukan kembali dengan mas Slamet yang tak pernah ada kabar lagi atau akan diberikan pengganti yang lebih baik ? Bagaimana dengan keinginan Ziya untuk bekerja? itu semua akan di jawab oleh berlalunya waktu…

Ikuti terus kisahnya di part 2….
SEKIAN……….

PROFIL PENULIS
Nama : Nur Azizah
Pendidikan : Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta
Hobi : Menulis
Email : azkiyatunnufus@ymail.com
FB : azkiyatun_nufus@rocketmail.com

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 11:09 PM Kategori:

0 comments:

Post a Comment