JASON, AKU MENCINTAIMU
Cerpen Murni Oktarina
Cerpen Murni Oktarina
Aku memandangi sesosok cowok tinggi salah satu personil Jasuka Band yang sedang serius memukulkan dua buah stik pada drum besar di hadapannya. Dia Jason, cowok yang telah 3 bulan ini membuat diriku selalu penuh semangat untuk datang ke kampus. Jason lelaki pertama yang aku cintai. Namun, hubungan kami hanya sebatas teman. Mungkin Jason tak tahu tentang perasaanku ini.
Jasuka Band beranggotakan anak-anak jurusan akuntansi semua yang terdiri dari enam personil. Ando sebagai vocalis, Imam dan Randy sebagai gitaris, Dira memegang bass, Gilang memegang keyboard, dan terakhir Jason sebagai drummer. Aku sendiri sebagai manajer band mereka.
“Kenapa akhir-akhir ini kamu tidak jalan dengan pacarmu lagi, Shil?” tanya Ando.
“Maaf ya gara-gara sering mengurusi kami, kamu jadi tak punya waktu untuk pacarmu,hehe…” goda Gilang padaku.
“Kalian tidak tahu ya, aku sudah putus dengan Harry satu bulan yang lalu.” kataku pada mereka yang langsung memasang wajah bingung.
“Aku lagi malas untuk pacaran sekarang ini. Lebih enak jadi manajer kalian saja, bisa jalan-jalan dengan bebas dan bertemu banyak teman baru. Kan siapa tahu ntar ketemu sama cowok yang cakep dan bisa jadi jodohku, hahaa…”
“Maunya tuh, tapi lebih baik kamu tidak ada cowok, Shila. Jadinya kan kita-kita bebas mengajak kamu kemana saja.” ujar Imam sambil memainkan gitarnya.
Aku melirik Jason yang dari tadi hanya diam dan senyum saja mendengar ocehan kami. Aku beranjak berdiri dan menuju ke kamarku di atas, meninggalkan mereka di ruang tamu. Di depan kaca aku mematut diri. Teringat kisah cintaku dahulu bersama beberapa cowok yang tak pernah aku cintai. Hubungan kami hanya ku jalani datar saja. Aku pacaran dan menerima mereka karena aku hanya suka dan tak pernah sekalipun mencintai mereka. Ketika aku menjadi dekat dengan rombongan Gilang, aku menjadi mengenal Jason dan merasakan hal yang berbeda ketika melihat dia. Aku jatuh cinta setelah beberapa minggu aku mengenalnya. Saat menemukan cinta yang tak pernah aku rasakan sebelumnya itulah yang membuat aku sadar dan memutuskan Harry, cowokku yang terakhir. Sebenarnya Harry tak terima namun setelah aku jelaskan perasaanku yang sebenarnya ia akhirnya mau menjauh.
Aku kembali ke ruang tamu. Ternyata mamaku telah memberikan mereka cemilan berupa pisang goreng. Langsung saja tanganku meraih pisang goreng di atas meja. Aku terkejut karena disaat bersamaan Jason juga ingin mengambil pisang goreng, tangan kami pun bersentuhan. Dia memandangiku, segera aku tarik tanganku.
***
Siang seperti ini sangat terasa gerah, ingin sekali rasanya langsung pulang saja ke rumah. Sayangnya aku harus mengikuti satu mata kuliah lagi. Duduk manis di kelas yang full AC adalah pilihan terbaik karena bisa mendinginkan. Aku ayunkan langkahku menuju kelas dengan semangat.
“Hey…Melamun saja. Ini aku bawakan jus mangga buatmu, Shila.” kata Tiara mengejutkanku.
“Terimakasih, Tiara.” Aku tersenyum sambil mengambil botol yang berisi jus mangga.
Tiara adalah teman satu fakultas namun beda jurusan denganku. Selain itu Tiara juga tetanggaku. Walaupun tetangga kami hampir tak pernah pergi dan pulang kuliah bareng karena Tiara selalu bareng teman satu genknya atau dengan pacarnya. Namun beberapa hari ini aku tak melihat lagi Tiara bareng pacarnya yang bernama Rio, mahasiswa di kampus kami juga yang satu jurusan dengannya.
“Oh iya, Ra. Akhir-akhir ini aku lihat kamu tak lagi bareng Rio. Kenapa?”
“Aku sudah putus dengan Rio, Shil. Tapi aku tak akan bersedih. Cowok banyak yang antri untuk jadi pacarku, hehe…”
Setuju sekali dengan ucapan Tiara. Benar, Tiara adalah cewek yang sangat cantik menurutku. Rambut panjang lurus, badan tinggi dan langsing seperti model, supel, dan semuanya deh. Dia sudah sering ganti-ganti pacar. Semua mantan pacarnya adalah cowok-cowok yang memang cakep dan punya banyak kelebihan. Hal yang wajar untuk seorang Tiara.
Sedang asyik-asyiknya bercerita dengan Tiara, rombongan Jasuka Band masuk ke dalam kelas. Aku melontarkan senyumku pada mereka yang melambaikan tangannya padaku.
“Cakep-cakep juga ya Jasuka Band kalau dilihat dari dekat begini. Kenalin dong, Shil!” bisik Tiara padaku.
Aku menarik Tiara mendekati rombongan Jasuka Band.
“Nih, ada temanku mau kenalan dengan kalian. Namanya Tiara, jurusan manajemen.” kataku pada mereka yang terlihat salah tingkah melihat kecantikan Tiara.
Satu persatu Jasuka Band menyalami tangan Tiara yang putih dan lembut. Ketika salaman dengan Jason, Tiara menahan tangannya agak lama. Aku heran, jangan sampai Tiara terpikat oleh aura Jason. Aku tak mungkin bersaing dengan sosok Tiara. Pasti Jason akan lebih memilih Tiara dibanding aku.
***
Beberapa minggu kemudian setelah perkenalan Tiara dengan para personil Jasuka Band, ternyata terungkaplah hal yang aku takutkan selama ini.
“Aku resmi pacaran dengan Jason, Shila. Kemarin dia menembakku dan langsung saja aku terima. Jason kan keren dan imut. Tak mungkin aku menolaknya. Kamu setuju kan?” ungkap Tiara saat dia lagi main ke rumahku siang ini.
“Aku setuju dong, karena dia teman yang baik dan menurutku kalian sangat serasi. Selamat ya Tiara,” aku berusaha terlihat bahagia di depan Tiara. Padahal rasanya aku ingin menangis. Ternyata memang ini terjadi. Aku ingin bilang ke Tiara untuk jangan jadian dengan Jason karena aku menyayanginya. Tapi itu tak mungkin, Tiara tentu akan menertawakan aku.
***
“Maaf ya, Shila. Tapi ini sudah menjadi keputusan Jason.” kata Ando dengan kepala tertunduk.
Aku hanya mengangguk dan langsung berlari sambil menahan airmataku. Jason ingin Tiara yang menggantikanku sebagai manajer band mereka. Sebenarnya yang lain kurang setuju, tapi karena Jason mengancam dia akan berhenti dari Jasuka Band jika Tiara tidak diterima, dengan terpaksa yang lain hanya menurut karena tak ingin Jason keluar dari band mereka. Kata-kata Ando yang menjelaskan dengan wajah sedih tadi begitu membuatku terpukul. Aku terduduk di kursi halaman belakang kampusku. Menangis terisak menyesali sikap Jason yang tak adil bagiku. Aku juga menyesali kelemahanku sehingga Tiara yang berhasil memikat hati Jason dan sekarang dia juga berhasil mengambil posisi manajer Jasuka Band dariku.
Beberapa hari ini, di rumah Tiara selalu ramai oleh Jasuka Band. Melihat mereka mengingatkanku saat diriku masih menjadi manajer mereka. Saat berpapasan dengan rombongan Jasuka Band kemarin mereka masih menegurku. Kecuali Jason dan Tiara yang terlihat acuh. Mungkin mereka merasa tak enak denganku. Hari ini aku kembali mengamati rumah Tiara. Hanya ada motor Jason terparkir disana. Tak berapa lama kemudian, Jason keluar dan pamit pada Tiara untuk pulang.
Aku masih mengamati rumah Tiara dari jendela kamarku. Beberapa menit setelah Jason pulang, Rio datang dan masuk ke rumah Tiara. Aku agak heran, kenapa Rio datang padahal mereka sudah putus. Kira-kira sekitar 15 menit kemudian Rio dan Tiara keluar, mereka terlihat seperti mau pergi. Aku hampir menjatuhkan gelas minumanku ketika melihat mereka berangkulan sambil bercanda. Tiara mencubit pinggang Rio dan Rio membalas dengan mencium pipi Tiara. Mereka masuk ke dalam mobil Rio dan berlalu.
Aku membaringkan tubuhku di atas tempat tidur. Mencoba mengerti tentang apa yang barusan dilihat oleh mataku. Aku tak sedang bermimpi saat ini. Ini nyata dan sangat nyata. Apa Tiara menduakan Jason? Tahukah Jason atau Rio tentang hal ini? Aku bingung sendiri. Aku sedang memikirkan Jason, kasihan sekali dia kalau ternyata memang telah diduakan oleh Tiara.
***
“Coba kamu jelaskan Tiara!” kataku yang berhasil menyeret Tiara ke dalam kelas yang sepi.
“Oke, berhubung kamu sudah mengetahui semuanya, aku akan cerita. Aku sudah balikan lagi dengan Rio setelah dua hari pacaran dengan Jason. Aku tak bisa menolak Rio karena aku masih mencintainya. Aku menyukai Jason tapi tak mencintainya. Aku hanya ingin mengambil posisi sebagai manajer Jasuka Band. Rio sudah tahu tentang ini dan dia tak keberatan. Hahaha…”
“Ini tidak lucu. Teganya kamu mempermainkan Jason yang serius cinta padamu, Tiara. Kalau kamu ingin posisi itu, aku tak masalah. Tapi kamu tak seharusnya bohongi Jason seperti ini.”
“Kenapa kamu marah-marah gitu? Hey dengar ya, memang aku pikirin! Aku mengerti kalau kamu ternyata menyukai Jason kan? Sudah terlihat kok dari awal sikapmu yang terlihat cemburu denganku yang dekat dengan Jason. Sudahlah Shila, aku mau kuliah nih,”
Tiara segera beranjak keluar. Aku masih tetap di dalam kelas sambil merenung. Tiba-tiba terlihat Jason melintas di depan kelas ini. Aku keluar untuk memanggilnya dan menjelaskan semua kenyataan ini. Tapi apa yang ku dapat?
“Kamu jahat sekali menuduh teman sendiri seperti itu. Kalau kamu iri karena posisi manajermu sekarang diambil alih oleh Tiara jangan sampai bersikap gitu dong! Kamu ingin menghancurkan hubungan kami kan. Kamu cemburu dengan Tiara karena dialah yang aku pilih dibanding dirimu? Jaga omonganmu! aku tak mungkin suka dengan cewek tukang fitnah sepertimu, Shila!” kata-kata kasar Jason menanggapi penjelasanku yang sebenarnya.
Air mataku tak tertahan lagi untuk membanjiri pipiku. Percuma yang aku katakan tadi, Jason tak percaya dengan pernyataanku dan bilang akulah yang jahat. Teriris hati ini mendapat perlakuan seperti itu dari orang yang dicintai.
***
Sudah lewat sebulan hubungan Jason dan Tiara baik-baik saja. Aku tak mengerti kenapa Rio bisa membiarkan Tiara bermesra-mesraan di kampus dengan Jason, padahal Rio sedang di dekat mereka. Mungkin Rio terlanjur mencintai Tiara jadi dia setuju atas hal apapun yag ingin dilakukan Tiara. Tiara, kamu memang wanita hebat yang bisa berbohong dan membuat lelaki tunduk padamu.
Malam ini malam minggu. Langit terlihat gelap tanpa bintang dan hanya ada sedikit bagian bulan yang mengintip. Sepertinya akan turun hujan yang sangat deras. Aku melamun lagi di dekat jendela kamar sambil memandangi langit dan rumah Tiara bergantian. Seperti biasanya, malam minggu seperti ini, Jason pasti ke rumah Tiara sehabis waktu isya. Aku bisa melihat Jason yang aku cintai sepuas mungkin yang biasanya akan mengobrol dengan Tiara di teras. Andai suatu hari nanti, Jason bisa jadi pacarku. Akulah yang akan diajaknya mengobrol dengan akrab seperti dengan Tiara.
Jason telah datang tapi tak terlihat tanda-tanda kalau pagar rumah Tiara akan terbuka. Baru ku sadari kalau lampu rumah Tiara tidak hidup. Apa Tiara dan keluarganya sedang tak di rumah ya? Tapi kenapa Jason tak tahu soal itu dan dia tetap ke rumah Tiara?
Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya mengguyur bumi. Disertai petir yang menyambar-nyambar. Aku masih melihat Jason yang duduk di depan pagar walau hujan membasahi seluruh tubuhnya. Aku meraih handphone dan menekan nomor Jason.
“Halo Jason, sepertinya Tiara tidak ada di rumah karena lampu rumahnya saja tak hidup. Hujan sangat deras, sebaiknya kamu pulang saja!”
“Aku akan tetap menuggu disini untuk meminta penjelasan dengan Tiara. Tiara berjanji akan membicarakannya malam ini,”
Jason langsung memutuskan teleponku. Kasihan sekali membiarkan Jason sendirian hujan-hujanan di depan rumah Tiara. Aku ingin mengajaknya untuk menunggu di rumahku saja, tapi aku tak berani mengatakan itu. Satu jam kemudian selesainya aku menyalin catatan kuliah, kembali ku lihat Jason di luar. Kali ini sangat mengejutkanku. Jason telah terbaring pingsan diguyur hujan.
Aku berlarian keluar menuju rumah Tiara. Tak ku hiraukan hujan deras yang membasahiku. Aku bawa Jason ke dalam rumahku dan meminta tolong satpam rumahku untuk membawa Jason ke dalam kamarku dan mengganti pakaian Jason. Tak berapa lama kemudian Jason sadar, dia masih terlihat lemah. Mamaku menawarkan teh hangat pada Jason. Diminumnya teh itu dengan perlahan. Jason memandangiku dengan lemah.
“Shila, maafkan aku. Selama ini ternyata omongan kamu itu benar. Tiara memang pacaran lagi dengan Rio. Siang tadi aku melihat mereka pelukan di kampus. Aku meminta penjelasan pada Tiara. Tapi dia bilang malam ini saja aku ke rumahnya untuk penjelasan itu. Ternyata dia bohong lagi padaku, dia memang tidak ada di rumah karena sedang makan malam bersama keluarga Rio. Tiara mengakui itu semua saat aku meneleponnya tadi. Mendengar semua itu aku merasakan sakit dan langsung pingsan. Maaf aku pernah marah-marah padamu, maaf aku memecatmu jadi manajer Jasuka Band dan maaf sekarang aku merepotkan kamu dan keluargamu, Shila.”
Aku tersenyum menanggapi pernyataan yang keluar dari mulut Jason. “Taka apa-apa, Jason. Aku sudah memaafkanmu tanpa kamu minta kok,” Aku menyuruh Jason untuk minum obat. Dia mengangguk kemudian tertidur setelah meminum obat pereda panas.
Aku kembali ke ruang tamu. Ternyata mamaku telah memberikan mereka cemilan berupa pisang goreng. Langsung saja tanganku meraih pisang goreng di atas meja. Aku terkejut karena disaat bersamaan Jason juga ingin mengambil pisang goreng, tangan kami pun bersentuhan. Dia memandangiku, segera aku tarik tanganku.
***
Siang seperti ini sangat terasa gerah, ingin sekali rasanya langsung pulang saja ke rumah. Sayangnya aku harus mengikuti satu mata kuliah lagi. Duduk manis di kelas yang full AC adalah pilihan terbaik karena bisa mendinginkan. Aku ayunkan langkahku menuju kelas dengan semangat.
“Hey…Melamun saja. Ini aku bawakan jus mangga buatmu, Shila.” kata Tiara mengejutkanku.
“Terimakasih, Tiara.” Aku tersenyum sambil mengambil botol yang berisi jus mangga.
Tiara adalah teman satu fakultas namun beda jurusan denganku. Selain itu Tiara juga tetanggaku. Walaupun tetangga kami hampir tak pernah pergi dan pulang kuliah bareng karena Tiara selalu bareng teman satu genknya atau dengan pacarnya. Namun beberapa hari ini aku tak melihat lagi Tiara bareng pacarnya yang bernama Rio, mahasiswa di kampus kami juga yang satu jurusan dengannya.
“Oh iya, Ra. Akhir-akhir ini aku lihat kamu tak lagi bareng Rio. Kenapa?”
“Aku sudah putus dengan Rio, Shil. Tapi aku tak akan bersedih. Cowok banyak yang antri untuk jadi pacarku, hehe…”
Setuju sekali dengan ucapan Tiara. Benar, Tiara adalah cewek yang sangat cantik menurutku. Rambut panjang lurus, badan tinggi dan langsing seperti model, supel, dan semuanya deh. Dia sudah sering ganti-ganti pacar. Semua mantan pacarnya adalah cowok-cowok yang memang cakep dan punya banyak kelebihan. Hal yang wajar untuk seorang Tiara.
Sedang asyik-asyiknya bercerita dengan Tiara, rombongan Jasuka Band masuk ke dalam kelas. Aku melontarkan senyumku pada mereka yang melambaikan tangannya padaku.
“Cakep-cakep juga ya Jasuka Band kalau dilihat dari dekat begini. Kenalin dong, Shil!” bisik Tiara padaku.
Aku menarik Tiara mendekati rombongan Jasuka Band.
“Nih, ada temanku mau kenalan dengan kalian. Namanya Tiara, jurusan manajemen.” kataku pada mereka yang terlihat salah tingkah melihat kecantikan Tiara.
Satu persatu Jasuka Band menyalami tangan Tiara yang putih dan lembut. Ketika salaman dengan Jason, Tiara menahan tangannya agak lama. Aku heran, jangan sampai Tiara terpikat oleh aura Jason. Aku tak mungkin bersaing dengan sosok Tiara. Pasti Jason akan lebih memilih Tiara dibanding aku.
***
Beberapa minggu kemudian setelah perkenalan Tiara dengan para personil Jasuka Band, ternyata terungkaplah hal yang aku takutkan selama ini.
“Aku resmi pacaran dengan Jason, Shila. Kemarin dia menembakku dan langsung saja aku terima. Jason kan keren dan imut. Tak mungkin aku menolaknya. Kamu setuju kan?” ungkap Tiara saat dia lagi main ke rumahku siang ini.
“Aku setuju dong, karena dia teman yang baik dan menurutku kalian sangat serasi. Selamat ya Tiara,” aku berusaha terlihat bahagia di depan Tiara. Padahal rasanya aku ingin menangis. Ternyata memang ini terjadi. Aku ingin bilang ke Tiara untuk jangan jadian dengan Jason karena aku menyayanginya. Tapi itu tak mungkin, Tiara tentu akan menertawakan aku.
***
“Maaf ya, Shila. Tapi ini sudah menjadi keputusan Jason.” kata Ando dengan kepala tertunduk.
Aku hanya mengangguk dan langsung berlari sambil menahan airmataku. Jason ingin Tiara yang menggantikanku sebagai manajer band mereka. Sebenarnya yang lain kurang setuju, tapi karena Jason mengancam dia akan berhenti dari Jasuka Band jika Tiara tidak diterima, dengan terpaksa yang lain hanya menurut karena tak ingin Jason keluar dari band mereka. Kata-kata Ando yang menjelaskan dengan wajah sedih tadi begitu membuatku terpukul. Aku terduduk di kursi halaman belakang kampusku. Menangis terisak menyesali sikap Jason yang tak adil bagiku. Aku juga menyesali kelemahanku sehingga Tiara yang berhasil memikat hati Jason dan sekarang dia juga berhasil mengambil posisi manajer Jasuka Band dariku.
Beberapa hari ini, di rumah Tiara selalu ramai oleh Jasuka Band. Melihat mereka mengingatkanku saat diriku masih menjadi manajer mereka. Saat berpapasan dengan rombongan Jasuka Band kemarin mereka masih menegurku. Kecuali Jason dan Tiara yang terlihat acuh. Mungkin mereka merasa tak enak denganku. Hari ini aku kembali mengamati rumah Tiara. Hanya ada motor Jason terparkir disana. Tak berapa lama kemudian, Jason keluar dan pamit pada Tiara untuk pulang.
Aku masih mengamati rumah Tiara dari jendela kamarku. Beberapa menit setelah Jason pulang, Rio datang dan masuk ke rumah Tiara. Aku agak heran, kenapa Rio datang padahal mereka sudah putus. Kira-kira sekitar 15 menit kemudian Rio dan Tiara keluar, mereka terlihat seperti mau pergi. Aku hampir menjatuhkan gelas minumanku ketika melihat mereka berangkulan sambil bercanda. Tiara mencubit pinggang Rio dan Rio membalas dengan mencium pipi Tiara. Mereka masuk ke dalam mobil Rio dan berlalu.
Aku membaringkan tubuhku di atas tempat tidur. Mencoba mengerti tentang apa yang barusan dilihat oleh mataku. Aku tak sedang bermimpi saat ini. Ini nyata dan sangat nyata. Apa Tiara menduakan Jason? Tahukah Jason atau Rio tentang hal ini? Aku bingung sendiri. Aku sedang memikirkan Jason, kasihan sekali dia kalau ternyata memang telah diduakan oleh Tiara.
***
“Coba kamu jelaskan Tiara!” kataku yang berhasil menyeret Tiara ke dalam kelas yang sepi.
“Oke, berhubung kamu sudah mengetahui semuanya, aku akan cerita. Aku sudah balikan lagi dengan Rio setelah dua hari pacaran dengan Jason. Aku tak bisa menolak Rio karena aku masih mencintainya. Aku menyukai Jason tapi tak mencintainya. Aku hanya ingin mengambil posisi sebagai manajer Jasuka Band. Rio sudah tahu tentang ini dan dia tak keberatan. Hahaha…”
“Ini tidak lucu. Teganya kamu mempermainkan Jason yang serius cinta padamu, Tiara. Kalau kamu ingin posisi itu, aku tak masalah. Tapi kamu tak seharusnya bohongi Jason seperti ini.”
“Kenapa kamu marah-marah gitu? Hey dengar ya, memang aku pikirin! Aku mengerti kalau kamu ternyata menyukai Jason kan? Sudah terlihat kok dari awal sikapmu yang terlihat cemburu denganku yang dekat dengan Jason. Sudahlah Shila, aku mau kuliah nih,”
Tiara segera beranjak keluar. Aku masih tetap di dalam kelas sambil merenung. Tiba-tiba terlihat Jason melintas di depan kelas ini. Aku keluar untuk memanggilnya dan menjelaskan semua kenyataan ini. Tapi apa yang ku dapat?
“Kamu jahat sekali menuduh teman sendiri seperti itu. Kalau kamu iri karena posisi manajermu sekarang diambil alih oleh Tiara jangan sampai bersikap gitu dong! Kamu ingin menghancurkan hubungan kami kan. Kamu cemburu dengan Tiara karena dialah yang aku pilih dibanding dirimu? Jaga omonganmu! aku tak mungkin suka dengan cewek tukang fitnah sepertimu, Shila!” kata-kata kasar Jason menanggapi penjelasanku yang sebenarnya.
Air mataku tak tertahan lagi untuk membanjiri pipiku. Percuma yang aku katakan tadi, Jason tak percaya dengan pernyataanku dan bilang akulah yang jahat. Teriris hati ini mendapat perlakuan seperti itu dari orang yang dicintai.
***
Sudah lewat sebulan hubungan Jason dan Tiara baik-baik saja. Aku tak mengerti kenapa Rio bisa membiarkan Tiara bermesra-mesraan di kampus dengan Jason, padahal Rio sedang di dekat mereka. Mungkin Rio terlanjur mencintai Tiara jadi dia setuju atas hal apapun yag ingin dilakukan Tiara. Tiara, kamu memang wanita hebat yang bisa berbohong dan membuat lelaki tunduk padamu.
Malam ini malam minggu. Langit terlihat gelap tanpa bintang dan hanya ada sedikit bagian bulan yang mengintip. Sepertinya akan turun hujan yang sangat deras. Aku melamun lagi di dekat jendela kamar sambil memandangi langit dan rumah Tiara bergantian. Seperti biasanya, malam minggu seperti ini, Jason pasti ke rumah Tiara sehabis waktu isya. Aku bisa melihat Jason yang aku cintai sepuas mungkin yang biasanya akan mengobrol dengan Tiara di teras. Andai suatu hari nanti, Jason bisa jadi pacarku. Akulah yang akan diajaknya mengobrol dengan akrab seperti dengan Tiara.
Jason telah datang tapi tak terlihat tanda-tanda kalau pagar rumah Tiara akan terbuka. Baru ku sadari kalau lampu rumah Tiara tidak hidup. Apa Tiara dan keluarganya sedang tak di rumah ya? Tapi kenapa Jason tak tahu soal itu dan dia tetap ke rumah Tiara?
Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya mengguyur bumi. Disertai petir yang menyambar-nyambar. Aku masih melihat Jason yang duduk di depan pagar walau hujan membasahi seluruh tubuhnya. Aku meraih handphone dan menekan nomor Jason.
“Halo Jason, sepertinya Tiara tidak ada di rumah karena lampu rumahnya saja tak hidup. Hujan sangat deras, sebaiknya kamu pulang saja!”
“Aku akan tetap menuggu disini untuk meminta penjelasan dengan Tiara. Tiara berjanji akan membicarakannya malam ini,”
Jason langsung memutuskan teleponku. Kasihan sekali membiarkan Jason sendirian hujan-hujanan di depan rumah Tiara. Aku ingin mengajaknya untuk menunggu di rumahku saja, tapi aku tak berani mengatakan itu. Satu jam kemudian selesainya aku menyalin catatan kuliah, kembali ku lihat Jason di luar. Kali ini sangat mengejutkanku. Jason telah terbaring pingsan diguyur hujan.
Aku berlarian keluar menuju rumah Tiara. Tak ku hiraukan hujan deras yang membasahiku. Aku bawa Jason ke dalam rumahku dan meminta tolong satpam rumahku untuk membawa Jason ke dalam kamarku dan mengganti pakaian Jason. Tak berapa lama kemudian Jason sadar, dia masih terlihat lemah. Mamaku menawarkan teh hangat pada Jason. Diminumnya teh itu dengan perlahan. Jason memandangiku dengan lemah.
“Shila, maafkan aku. Selama ini ternyata omongan kamu itu benar. Tiara memang pacaran lagi dengan Rio. Siang tadi aku melihat mereka pelukan di kampus. Aku meminta penjelasan pada Tiara. Tapi dia bilang malam ini saja aku ke rumahnya untuk penjelasan itu. Ternyata dia bohong lagi padaku, dia memang tidak ada di rumah karena sedang makan malam bersama keluarga Rio. Tiara mengakui itu semua saat aku meneleponnya tadi. Mendengar semua itu aku merasakan sakit dan langsung pingsan. Maaf aku pernah marah-marah padamu, maaf aku memecatmu jadi manajer Jasuka Band dan maaf sekarang aku merepotkan kamu dan keluargamu, Shila.”
Aku tersenyum menanggapi pernyataan yang keluar dari mulut Jason. “Taka apa-apa, Jason. Aku sudah memaafkanmu tanpa kamu minta kok,” Aku menyuruh Jason untuk minum obat. Dia mengangguk kemudian tertidur setelah meminum obat pereda panas.
Aku memandangi wajah Jason yang tertidur. Sungguh polos tidak terlihat angkuh seperti kesehariannya. Ku usap rambut Jason dan menyelimutinya. Selamat tidur Jason, semoga kamu tidak sampai sakit gara-gara kehujanan malam ini.
***
Dua minggu kemudian aku jadian dengan Jason. Betapa bahagianya diriku. Jason akan menjadi cinta pertama dan terakhir untukku. Setelah kejadian hujan-hujanan dua minggu yang lalu membuat hubungan kami kian dekat dan akhirnya Jason menyatakan cintanya padaku. Aku kembali menjadi manajer Jasuka Band dan akrab dengan para personilnya seperti sedia kala. Satu minggu lagi akan ada acara besar di rumahku, acara pertunangan aku dan Jason.
“Semakin cepat semakin baik untuk mengikatmu, Shila.” kata Jason sambil menggenggam jemariku dengan mesra.
“Tentu. Aku mencintaimu, Jason.” ujarku seraya menatap mata Jason.
SELESAI
PROFIL PENULIS
Nama : Murni Oktarina
TTL : Palembang, 27 Oktober 1990
Facebook : http://www.facebook.com/murni.dudidam
Twitter : https://twitter.com/#!/Murni_dudidam
Hobi : Membaca dan Menulis
Nama : Murni Oktarina
TTL : Palembang, 27 Oktober 1990
Facebook : http://www.facebook.com/murni.dudidam
Twitter : https://twitter.com/#!/Murni_dudidam
Hobi : Membaca dan Menulis
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
0 comments:
Post a Comment