KAMU BUKAN AKHIR CERITAKU
Cerpen Nui Irwanti
Ketika aku terbangun dari tidurku, aku berfikir “apa yang akan terjadi nanti di sekolah”. Hmm, memang itu yang rutin aku fikirkan setiap bangun tidur. Setan membisikan kemalasannya, hooamm, aku malas beranjak dari tempat tidur. Inginnya disini sampai bosan, memang kerjaan setan. Tapi aku coba bangun, aku ambil air wudhu untuk sholat subuh. Setelah selesai fikiranku mulai bersih, tak ada lagi kemalasan.
Tiba di sekolah seperti biasa, berfikir bahwa pelajaran untuk hari ini membosankan. Saat istirahat pertama aku ke kantin sekolah dengan muka yang tak sabar. Tak sia-sia aku ke kantin, disana ada kakak kelasku.namanya Restu. “ka Restu ganteng banget sob !” itu yang ku bilang pada sobatku. Sobatku yang ini namanya Alisa, dia cantik terus setia kawan. Seringnya Alisa buatku tertawa, tapi dia sering dibuat menangis olehku, aku jail sih. Itu yang sering sobat lain katakan.
Saat istirahat pertama berakhir, guru yang mau ngajar udah siap masuk kelasku. Saat masuk aroma kebosanan mulai tercium. Aneh, yang aku dengarkan bukan guru yang sedang menerangkan, melainkan ocehan dari kelas sebelah yang sangat mengganggu pendengaranku.
Kembali ku lirik jam di dinding belakang, pikirku masih lama berada di suasana yang membosankan seperti ini. Terdengar suara spiker dari arah kantor, “kepada semua guru yang sedang mengajar, agar menyuruh semua murid untuk membersihkan kelas kemudian ke lapang upacara untuk mendengarkan kepala sekolah memberi pengumuman”. Semua murid bersorak “hoorreee pulang”.
Kembali ku lirik jam di dinding belakang, pikirku masih lama berada di suasana yang membosankan seperti ini. Terdengar suara spiker dari arah kantor, “kepada semua guru yang sedang mengajar, agar menyuruh semua murid untuk membersihkan kelas kemudian ke lapang upacara untuk mendengarkan kepala sekolah memberi pengumuman”. Semua murid bersorak “hoorreee pulang”.
Seperti biasa setiap pulang sekolah aku ajak sobatku yaitu Alisa dan Frisa untuk main ke rumah, mereka setuju. “Frisa aku suka si Yudi !” ujarku sambil jalan menuju gerbang. Setelah mendengar itu Frisa dan Alisa tertawa lepas, aku terheran seketika, “ko ketawa ? ga ada yang lucu kan ?”, “lo lucu Nindya !”. Frisa dan Alisa kompak bicara seperti itu.
Tiba di rumahku sepi seperti biasa tak ada orang, mereka langsung menuju kamarku, melihat kamarku yang beres tak berantakan, mereka terheran. “tumben Nin” ujar Alisa, “tumben apaan ih ?” jawabku, “kamar lo beres dodol !” jawab mereka.
Di rumah mereka menceritakan yang rutin mereka ceritakan, yaitu cowok. Hampir bosan di buatnya, tapi tak apalah sebagai pendengar yang baik aku dengarkan mereka. Sebenarnya aku udah males dengerin mereka, ya aku pura-pura ayahku mau pulang, jadi mereka aku suruh pulang. Emang agak kejam sih bohongin mereka kaya gitu, tapi mau gimana lagi. Orang aku udah engeh banget ih. Bawaannya bosan.
Tapi sayangnya setelah mereka pulang, aku malah tambah bosan, jadinya jenuh banget. Agak nyesel sih nyuruh mereka pulang, tapi lah gumamku biarin aja, daripada telinga aku panas. Huhh, Pikirku, mau ngapain ini, ya aku buka facebook aku deh. Eh pas buka facebook ada yang lewat di beranda namanya “Janut Penghancur”, dia buat status ga jelas gitu, saking penasaran baca statusnya yang ga jelas aku jadi keingetan sama nama panggilan itu, kaya yang ga asing, tapi siapa gitu.
Ku buka tuh profilnya, eh pas liat fotonya, ternyata dia temen SMP aku yang terkenal badung banget, pantes aja nama itu ga asing. Terlintas di pikiranku buat ngomen tuh foto, dia bales, kita komen-komenan, akhirnya dia minta nomer hp aku, ya aku kasih deh.
Pertama dia sms aku tuh kaya happy gimana gitu. Rasanya tuh kaya yang mau pedekate, haha. Tapi emang bener, setelah beberapa hari kita smsan dia nembak aku, seneng tambah rasa ga percaya sih, paling dia cuma iseng, tapi anehnya kata-katanya itu emang meyakinkan banget. Karena aku ada rasa, akhirnya aku terima tuh orang.
Setelah hari itu jadian, tepatnya tanggal 26 Februari, aku jadi ga bisa tidur. Inget terus sama pacar baru. Tapi aku tidur juga sih, kan besok sekolah. Tiba di sekolah seperti biasa, ku melangkah melewati gerbang, rasanya kejenuhan mulai datang. Aku hampiri kedua sohibku, aku ceritakan apa yang aku alami tadi malam, mereka bersorak seperti mendengar idola mereka mau datang.”ih malu-maluin lo berdua”, bisik-bisik aku mengatakan itu pada mereka.
Ku ceritakan dari pertama aku komen fotonya sampai tadi malam jadian, mereka seperti asik banget dengerin cerita aku. "cie CLBK tuh ! alias Cinta Lama Bertemu Karenafacebook" ujar Frisa sambil tertawa lepas, aku tersipu malu mendengar Frisa.
Ga terasa udah satu bulan aku menjalin hubungan dengan dia, makin hari aku makin sayang, tapi entah kenapa rasanya dia semakin bosan sama aku. Ah mungkin itu hanya perasaanku saja, makin hari dia emang makin cuek, pernah sesekali dia menghilang berjam-jam, dengan alasan yang sama yaitu ga bawa hp.
Pagi pun tiba, aku terbangun dan seperti biasa bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Waktu lagi di jalan menuju ke sekolah, aku liat pacarku berpenampilan rapi, dan seperti akan pergi jauh entah kemana. Karena penasaran aku sms dia "mau kemana yank? rapi banget" ujarku di sms itu. Dia bales agak lama, pas aku udah nyampe di sekolah dia bales "mau kerja yank ! baik-baik yah ! aku ngerti berat buat kamu jauh dari aku, tapi aku udah bosen disini ga ada kerjaan !".
Aku berlari ke arah dua sohibku, dan setelah dekat mereka, aku berdiri di depan mereka dengan mata yang berkaca-kaca, "lo kenapa?" saut Alisa, rasanya nyesek banget sampe-sampe aku ga bisa ngomong, "Janut pergi", jawabku walaupun susah untuk menyampaikan, "apa? mati gitu?" Frisa dengan wajah heran bicara seperti itu. Mendengar omongan Frisa, tangisanku makin keras.
Waktunya untuk memulai pelajaran ku coba untuk melupakan semua yang terjadi tadi padaku.
Dari situ Janut ga hubungin aku lagi, kita kaya yang udah ga ada hubungan. Padahal aku belum dengar kata putus dari mulutnya. Udah beberapa hari aku terbangun dengan mata bengkak, karena tangisanku yang rutin ku keluarkan setiap mau tidur.
Aku sadar akhir hidupku bukan dia, aku sadar mimpiku takkan berhenti karenanya. Aku mengenalnya kembali untuk membuka awal dari mimpiku yang tertunda karena hadirmya. Dari situ aku tak pernah mendengar kabarnya lagi, facebooknya pun jarang dia buka, nomer hpnya pun udah ga aktif.
Ambisiku untuk lulus sekolah dan mencapai angan-anganku kembali ku jalani.
Dan aku sadari KAMU BUKAN AKHIR CERITA hidupku yang masih panjang.
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
0 comments:
Post a Comment