FRATERNITAS
Cerpen Ayu Nurlaila Indah
Cerpen Ayu Nurlaila Indah
KEINA
Geliat kewaspadaan menarikku untuk segera menjarak darimu. Spesies menyebalkan dengan komposisi bauk, norak, jorok, kejam, berantakan, dan sekalipun tak pernah kusuka. Ah, andai aku punya flagel, sabtu itu pasti aku sudah mencambukmu sadis !!
AMAI
Sabtu itu, saat kamu limbung karena jatuhmu, tetap saja kamu dalam pertahananmu. Keras kepala, ketus, sewot, galak, dan seolah-olah tak memerlukan teman untuk menolongmu. Pribadi yang aneh. Namun terimakasih, sajian tantanganmu mengembangkan usahaku
KEINA
Selamat, kamu berhasil menyulap atsmofer semesta menjadi menjengkelkan. Belum resmi jadi bodyguard-ku saja, dimana dan kapan pun aku menemuimu. Dasar parasit, perlukah ku semprotkan pestisida untukmu?
AMAI
Usahamu mengantisipasiku dengan apa saja, tak ada gunanya. Sekalipun kamu beranggapan aku adalah parasit, aku akan menjadi parasit yang hidup pada kedamaianmu, inangku
KEINA
Terlalu pandai kamu menimba amarahku. Bermodal wajah innocent, bersikap rileks, dan sesekali melempar senyum. Menyebalkan. Geregetan aku olehmu. Apa jangan- jangan jiwamu itu sedang terganggu?
AMAI
Keina-Keina, kamu kuat dengan sikapmu yang tak mayor dan begitu kontras. Mulut-mulut bilang kamu ini raja sarkasme, namun hal itu tak berpengaruh untukku. Kamu tetaplah cewek aneh yang membutuhkan perubahan !
KEINA
Siang tadi ketika bakat omelku muncrat seperti biasa, kali pertama kamu berani angkat bicara. Detail kuingat, percakapan kita:
“Cukup, apa kamu tidak sadar, caramu melihat orang lain seolah-olah mereka adalah boneka hadiahmu? Mutlak Kei, kamu kejam dan salah!”, komentarmu tetap dalam ritme yang santai.
“Aku tidak salah, aku benar!!”
“Batu cadas!!”
“Mai, apa sebenarnya maumu? sekedar ingin berbicara sia-sia seperti ini?”
“Tidak juga. Aku hanya heran dan tak paham, mengapa peringaimu seperti ini. Apa keyakinanmu sudah membaja untuk mengabaikan orang lain? Bahwa kamu bisa hidup tanpa teman setelah kamu kantongi kekuasaan?”
“Iya, tepatnya aku tak butuh sekawananmu.”
“Sekawananku? Tapi mengapa?”
“Perlukah aku memberikan alasannya?”
“Tentu.”
“Ah, sudahlah abaikan saja !”
“Keina, lihat aku ! Aku bicara serius. Aku janji tak akan menceritakan hal ini pada siapa pun.” Aneh. Aku terenyak begitu saja melihat caramu meyakinkanku. Cara yang tak pernah ku temui sebelumnya pada berjibun cowok yang hinggap pada episode hidupku.
“Begini, masih segar dalam ingatanku peristiwa itu. Peristiwa ribut saat ayah memekik keras kata -CERAI-terhadap bunda. Kata yang saat itu tak ku mengerti makna dan merupakan kata terakhir yang ku dengar dari ayah. Hmm, mungkin itulah segelintir alasan mengapa adaku seperti ini”
“Sesederhana itu? Tapi kamu melampaui alasanmu, Keina !!”responmu singkat dan berhasil mengobra-abrik pikiranku.
“Sekawananmulah yang membentukku menggunakan caraku sekarang.”
“Koleris yang kuat, kamu masih saja kukuh menyalahkan orang lain” katamu sembari menyelipkan senyum. “Hmm, kenangan itu hanyalah hantu di sudut pikir. Lupakan, bangkit, dan berorintasilah pada hidupmu sekarang. Beranikan dirimu mengucapkan selamat tinggal pada masa lampaumu. Kamu harus rasional, bahwa tak semua sekawananku seperti apa yang kamu pikirkan . Tapi lagi-lagi, kamu bebas percaya apa pun yang kamu mau kok. Toh, aku engga bisa mengubah anggapan kamu. Hanya kamu sendiri yang bisa…”
Suasana menggantung. Kamu menepuk punggungku. Kemudian meninggalkanku dengan pikiran yang menyita waktu. Sangat menyita waktu !
AMAI
Dua hari setelah peristiwa itu. Aku tak lagi melihatmu. Sebagai gantinya kamu meletakkan kertas biru dengan lipatan rapi di dalam laci bangkuku. Aku yakin kamu akan menjawab semua perbincaangan kita kemarin. Aku pun tak sabar, akankah kamu kekal statis atau dinamis?
Jaminanya?
Terlalu singkat. Ah, Keina, dimasa yang penuh keseriusan masih saja kamu berlagak seperti ini. Baiklah, aku akan menanggapimu.
KEINA
“Tenanglah, aku janji akan ada yang mampu meredakan kekalutanmu pada sekawananku. Karena aku akan mengenalkanmu pada cowok pleghmatis ”
AMAI
Memanggnya ada? Aku tak percaya!!
Dasar keras kepala, aku butuh kesabaran kelas langit untuk menyakinkanmu tentang salahnya pandanganmu itu. Tak mau membuang waktu, sontak kubalas lagi suratmu dengan cara yang sama. Hanya saja kali ini kububuhkan garis bawah untuk beberapa kalimat yang tidak lebih dari tidak penting, yah, sekedar menyinggung dan mengimitasi gaya tulis manusia koleris sepertimu.
KEINA
Untukmu yang merasa tak butuh sekawananku, dengarlah ini ya?
Sadarilah untuk beberapa tahun yang tlah lampau kamu agak aneh. Merasa kosong setelah perginya ayahmu darimu dan tentu saja keluargamu. Dan kamu menggunakan imajinasimu untuk membayangkan kemungkinan buruk dan membesarkan kebencian pada sekawananku akibat kesalahan masa lalu ayahmu. Jelas, kamu tak siap menerima sesuatu yang baru setelah kehilangan. Aku minta, segeralah lakukan hal yang sebaiknya kamu lakukan sebelum teman-teman gerah dan memaksamu untuk melakukannya sebagai keharusan. Aku tahu, kamu tahu apa yang mesti kamu lakukan, you’re the boss of your life.
Membaca suratmu bagai membaca surat dari petinggi. Penting , berpengaruh, dan sayang untuk dilewatkan. Kamu dengan gaya bahasa khasmu berhasil mengikis keabadian jidar hatiku yang slama ini kokoh. Kamu membuatku berfikir keras, sadar, dan akhirnya menyerah dengan mudahnya. Amai, jujur kamu orang damai yang baru ku temui di duniaku, ini tidak bisa dipungkiri !!
AMAI
Iya, aku sadar sekarang. Tapi siapa?
Balasan yang tak setimbang dengan suratku sebelumnya. Efektif. Tersenyum aku membacanya, ya, aku juaranya !!
KEINA
Aku, Azucar Amai Sesuai dugaan dan harapan, dadaku menghangat membacanya. Absurd. Namun ini jalannya, aku yakin, kamulah orang yang bakal mengubah skema hidupku menjadi lebih indah. Cowok pertama yang akan menjadi teman sekaligus sahabatku.
AMAI
Bir yemin, bir gizli dus gibi. Tasekkur. Hmm, betapa pentingnya orang plaghmetis untuk koleris dan dunianya Dan mulai sekarang Fraternitas lahir untuk selamanya..
Aku tersenyum lagi, mengamini semua kalimatmu. Indah, semua berakhir jauh dari kerumitan awal.
Segala sesuatu dapat ku tanggung di dalam kamu yang memberiku perubahan..
Amai, Please, stay kindly enjoy, absorb, and apply forever.
AMAI
Iya, aku sadar sekarang. Tapi siapa?
Balasan yang tak setimbang dengan suratku sebelumnya. Efektif. Tersenyum aku membacanya, ya, aku juaranya !!
KEINA
Aku, Azucar Amai Sesuai dugaan dan harapan, dadaku menghangat membacanya. Absurd. Namun ini jalannya, aku yakin, kamulah orang yang bakal mengubah skema hidupku menjadi lebih indah. Cowok pertama yang akan menjadi teman sekaligus sahabatku.
AMAI
Bir yemin, bir gizli dus gibi. Tasekkur. Hmm, betapa pentingnya orang plaghmetis untuk koleris dan dunianya Dan mulai sekarang Fraternitas lahir untuk selamanya..
Aku tersenyum lagi, mengamini semua kalimatmu. Indah, semua berakhir jauh dari kerumitan awal.
Segala sesuatu dapat ku tanggung di dalam kamu yang memberiku perubahan..
Amai, Please, stay kindly enjoy, absorb, and apply forever.
Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.
0 comments:
Post a Comment