CINTA UNTUK AIRIS
Cerpen Nur Asiyah
Setiba di rumah, Airis mengendap endap masuk menuju kamarnya. Saat berjalan hanya tinggal beberapa langkah, pundak Airis di tepuk oleh seseorang di belakangnya, dengan tatapan memelas Airis pun cengigiran.
“Bunda, ehm hehe selamat sore.” ucap Airis manis,
“Hayo dari mana saja Airis, anak bunda yang paling bunda sayang.Pulang kok sampai jam lima,”
“Emmm anu bunda, dari rumah temen tadi, maaf.”
“Hmm, gimana ya. Jangan diulangi lagi ya,”
“Sip bunda, aku mau mandi dulu.”
“ Ya sana, yang bersih ya,”
Airis hanya tersenyum kecil.
“Hufh, untung aja nggak ketahuan kalau aku jalan ama Dian, kalau ketahuan bisa mati berdiri aku.” ujarnya dalam hati sambil menenteng handuk untuk mandi,
Gubrak . . . . . .!!!!
Airis terkejut mendengar pintu kamarnya di buka secara paksa.Terlihat mbak Aliya berdiri dengan mata melotot penuh amarah.
“Airis, kemana aja kamu seharian ini,kata bunda kamu baru pulang.”ucap mbak Aliya
“A , ,anu mbak, aku tadi jenguk temen yang lagi sakit,”
“ Oh ,, , gitu ya. Aku baru tau kalau jenguk temen sakit itu di Alun Alun Kota.”
“Mati aku”batin Airis
Airis hanya bisa terdiam, mbak Aliya mendekatinya dan duduk di samping Airis.
“Ai,kamu tadi ke alun-alun sama Dian kan, kakak kelas kamu yang playboy dan suka mainin cewek itu.JUJUR,”
“Iya kak, kakak tau darimana?” ucap Airis ketakutan,
“Ya taulah, temen mbak tadi lihat kamu jalan ama cowok di alau-alun” ujar Aliya,
Airis terdiam...
“Airis, adik kakak yang paling cantik. Kamu kan udah tau kalau Dian itu cowok yang gak baik,, jadi jangan sekali-sekali kamu dekati dia.” tutur Aliya kepada Airis,
“Itu gak bener kak, Dian katanya mau berubah dan dia katanya sayang ama aku.” jawab Airis,
“Kamu dibilangin jangan membantah. Aku ini kakakmu, aku ingin melindungi kamu dari sakit hati dan membuang-buang waktu. So, tolong kamu pikirkan dengan baik.”ucap mbak Aliya mulai meninggi,
“Kak,aku tu udah 17 tahun,jangan dilindungi kayak anak kecil,”
“Air . . . . “ucap mbak aliya yang langsung dipotong oleh Airis,
“Mbak, aku tu udah gedhe.mbak tu Cuma kakak tiriku.Jadi, mbak tu g’ ngerti perasaanku kayak apa. Silahkan mbak Aliya keluar” ujar Airis dengan nada tinggi,
Lalu Aliya pergi dari kamar Airis sambil menggerutu sendiri. Saat Aliya melewati ruang tamu terlihat mas Ahsan turun dari mobil BMW nya. Dilihatnya sang adik sedang cemberut, Ahsan pun bertanya padanya.
“Pulang-pulang koq disuguhin muka cemberut sih. Ada kejadian apa?”
“Tuh lihat aja sendiri di kamar adik kita tercinta.Pak dokter,”
Ahsan pun bergegas menuju kamar Airis.
Setibanya di depan kamar Airis, Ahsan mulai mengetuk pintu.
Tok,,Tok,,Tok,,
Dari dalam kamar terdengar Airis sedang menangis.
“Airis, ini mas Ahsan,, tolong dibuka pintunya.”
Airis yang sedang terisak-isak di dalam, berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu.
“Ada apa mas ?” tanya Airis dengan mata yang bengkak dan sendu,
“Kenapa kamu menangis? Ada apa denganmu?”
“Tuh mbak Aliya jahat banget ama aku!” jawab Airis dengan penuh amarah,
Mas Ahsan menghela napas dalam-dalam.
“Ya udah,, ikut mas beli es krim yuk.” ujar Ahsan untuk menghentikan tangisan Airis,
“Ikut.” airis mulai tersenyum dan bersemangat,
Lalu mas Ahsan pergi dari kamar Airis untuk mengganti baju. Seusai ganti baju, mas Ahsan dan Airis langsung menuju ke supermarket tedekat dengan menggunakan motor matic milik bunda.
Sesampainya di supermarket Airis dan Ahsan memilih es krim rasa coklat. Lalu mereka pergi ke alun-alun. Di sana Airis tertawa bahagia melihat lampu di sekeliling.
“Mas, makasih ya, mas Ahsan mau ngajak aku kesini, malam mimggu lagi.”ucap Airis dengan melahap es krimnya dengan gembira,
“Iya ai, hmm Airis, kamu jangan membantah mbak Aliya ya. Kamu kan tahu, mbak Aliya tu tegas dan gak bisa dibantah, mungkin bawaan profesinya yang sebagai asisten dosen fisika itu.”
Airis terdiam sejenak,
“Mas, aku kan Cuma anak tiri di keluarga kalian, kenapa mas, bunda, mbak Aliya dan ayah sangat perhatian dan menyayangiku. Orang tuaku saja tidak peduli padaku, membuangku di rumah sakit selama bertahun tahun, hingga ayah mengambilku dengan penuh iba dan kasih sayang. Aku sedih, karena aku selalu berfikir bahwa kalian Cuma mengasihaniku sebagai anak tanpa ayah dan ibu, dan suatu saat kalian akan meminta imbalan atas semuanya, sedangkan aku tidak punya suatu apapun.”ucap Aris lirih,
Mas Ahsan menggenggam tangan Airis lembut,
“Ai, keluarga kita gak pernah berfikir tentang itu.Kami semua menyayangimu ai, tanpa pamrih. Jangan pernah kamu berfikir seperti itu, dan jangan kamu benci pada kedua orang tua kandungmu, mungkin mereka khilaf atas semuanya, tapi yakinlah mereka bahagia, dan kamu juga patut bahagia.”
Airis meneteskan air mata,tidak ia sangka sikap dan sifatnya yang selalu membuat mbak Airis marah, entah itu pulang telat, pacaran ataupun nilai mata pelajaran yang pas pasan sudah membuat dia tidak peduli terhadap perasaan orang yang menyayanginya. Dia malah mementingkan Dian yang hanya kakak kelas yang memang tak baik tabiatnya.
Mas Ahsan berdiri dan mengulurkan tangan pada Airis,
“Ayo kita pulang, makan malam sudah menunggu, lagian kita belum shalat isya kan?”
Airis menerima uluran tangan kakaknya sambil tersenyum,
“Ayo mas,”
Sesampainya di rumah, terlihat mbak Aliya yang sedang tergeletak lemas di lantai, bunda menangis terisak isak.
“Mbak Aliya, kenapa bunda,”Airis menghampiri bunda
Bunda menoleh pada Airis dan mas Ahsan
“Ahsan ,,, tolong bawa Aliya kerumah sakit,dia tadi pingsan,dan kami baru tahu kalau dia punya penyakit tifus akut.”
Mas Ahsan terlihat terkejut,dan langsung membawa Aliya ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, Aliya dibawa ke ruang UGD, dengan kalut mas Ahsan mondar mandir tidak tenang.
“Aliya, adikku. Kamu harus sadar dan sembuh,,”mas Ahsan berusaha tabah
Terlihat salah satu dokter keluar dari ruang UGD.Ayah dan mas Ahsan pun menghampirinya.
“Bagaimana dengan anak saya dok,”
“Anak anda harus dioperasi sekarang juga,pengangkatan usus ini harus secepatnya dilakukan.”Jawab dokter yang menangani Aliya
“Apakah ini berbahaya dok, aku tidak mau adikku kenapa kenapa.”
“Begini mas, operasi ini sangat dibutuhkan noleh adik anda, akan tetapi, operasi ini juga tidak menjamin Aliya akan sembuh dan sehat kembali. Perbandingannya sangat kecil, 70 : 30.”
Bunda jatuh tersungkur dan menangis penuh kesedihan,Airis hanya bisa menenangkan bundanya.Namun,hasilnya tetap saja nihil.Sang bunda tetap kalut dan sedih.
“Ai,kamu tadi ke alun-alun sama Dian kan, kakak kelas kamu yang playboy dan suka mainin cewek itu.JUJUR,”
“Iya kak, kakak tau darimana?” ucap Airis ketakutan,
“Ya taulah, temen mbak tadi lihat kamu jalan ama cowok di alau-alun” ujar Aliya,
Airis terdiam...
“Airis, adik kakak yang paling cantik. Kamu kan udah tau kalau Dian itu cowok yang gak baik,, jadi jangan sekali-sekali kamu dekati dia.” tutur Aliya kepada Airis,
“Itu gak bener kak, Dian katanya mau berubah dan dia katanya sayang ama aku.” jawab Airis,
“Kamu dibilangin jangan membantah. Aku ini kakakmu, aku ingin melindungi kamu dari sakit hati dan membuang-buang waktu. So, tolong kamu pikirkan dengan baik.”ucap mbak Aliya mulai meninggi,
“Kak,aku tu udah 17 tahun,jangan dilindungi kayak anak kecil,”
“Air . . . . “ucap mbak aliya yang langsung dipotong oleh Airis,
“Mbak, aku tu udah gedhe.mbak tu Cuma kakak tiriku.Jadi, mbak tu g’ ngerti perasaanku kayak apa. Silahkan mbak Aliya keluar” ujar Airis dengan nada tinggi,
Lalu Aliya pergi dari kamar Airis sambil menggerutu sendiri. Saat Aliya melewati ruang tamu terlihat mas Ahsan turun dari mobil BMW nya. Dilihatnya sang adik sedang cemberut, Ahsan pun bertanya padanya.
“Pulang-pulang koq disuguhin muka cemberut sih. Ada kejadian apa?”
“Tuh lihat aja sendiri di kamar adik kita tercinta.Pak dokter,”
Ahsan pun bergegas menuju kamar Airis.
Setibanya di depan kamar Airis, Ahsan mulai mengetuk pintu.
Tok,,Tok,,Tok,,
Dari dalam kamar terdengar Airis sedang menangis.
“Airis, ini mas Ahsan,, tolong dibuka pintunya.”
Airis yang sedang terisak-isak di dalam, berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu.
“Ada apa mas ?” tanya Airis dengan mata yang bengkak dan sendu,
“Kenapa kamu menangis? Ada apa denganmu?”
“Tuh mbak Aliya jahat banget ama aku!” jawab Airis dengan penuh amarah,
Mas Ahsan menghela napas dalam-dalam.
“Ya udah,, ikut mas beli es krim yuk.” ujar Ahsan untuk menghentikan tangisan Airis,
“Ikut.” airis mulai tersenyum dan bersemangat,
Lalu mas Ahsan pergi dari kamar Airis untuk mengganti baju. Seusai ganti baju, mas Ahsan dan Airis langsung menuju ke supermarket tedekat dengan menggunakan motor matic milik bunda.
Sesampainya di supermarket Airis dan Ahsan memilih es krim rasa coklat. Lalu mereka pergi ke alun-alun. Di sana Airis tertawa bahagia melihat lampu di sekeliling.
“Mas, makasih ya, mas Ahsan mau ngajak aku kesini, malam mimggu lagi.”ucap Airis dengan melahap es krimnya dengan gembira,
“Iya ai, hmm Airis, kamu jangan membantah mbak Aliya ya. Kamu kan tahu, mbak Aliya tu tegas dan gak bisa dibantah, mungkin bawaan profesinya yang sebagai asisten dosen fisika itu.”
Airis terdiam sejenak,
“Mas, aku kan Cuma anak tiri di keluarga kalian, kenapa mas, bunda, mbak Aliya dan ayah sangat perhatian dan menyayangiku. Orang tuaku saja tidak peduli padaku, membuangku di rumah sakit selama bertahun tahun, hingga ayah mengambilku dengan penuh iba dan kasih sayang. Aku sedih, karena aku selalu berfikir bahwa kalian Cuma mengasihaniku sebagai anak tanpa ayah dan ibu, dan suatu saat kalian akan meminta imbalan atas semuanya, sedangkan aku tidak punya suatu apapun.”ucap Aris lirih,
Mas Ahsan menggenggam tangan Airis lembut,
“Ai, keluarga kita gak pernah berfikir tentang itu.Kami semua menyayangimu ai, tanpa pamrih. Jangan pernah kamu berfikir seperti itu, dan jangan kamu benci pada kedua orang tua kandungmu, mungkin mereka khilaf atas semuanya, tapi yakinlah mereka bahagia, dan kamu juga patut bahagia.”
Airis meneteskan air mata,tidak ia sangka sikap dan sifatnya yang selalu membuat mbak Airis marah, entah itu pulang telat, pacaran ataupun nilai mata pelajaran yang pas pasan sudah membuat dia tidak peduli terhadap perasaan orang yang menyayanginya. Dia malah mementingkan Dian yang hanya kakak kelas yang memang tak baik tabiatnya.
Mas Ahsan berdiri dan mengulurkan tangan pada Airis,
“Ayo kita pulang, makan malam sudah menunggu, lagian kita belum shalat isya kan?”
Airis menerima uluran tangan kakaknya sambil tersenyum,
“Ayo mas,”
Sesampainya di rumah, terlihat mbak Aliya yang sedang tergeletak lemas di lantai, bunda menangis terisak isak.
“Mbak Aliya, kenapa bunda,”Airis menghampiri bunda
Bunda menoleh pada Airis dan mas Ahsan
“Ahsan ,,, tolong bawa Aliya kerumah sakit,dia tadi pingsan,dan kami baru tahu kalau dia punya penyakit tifus akut.”
Mas Ahsan terlihat terkejut,dan langsung membawa Aliya ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, Aliya dibawa ke ruang UGD, dengan kalut mas Ahsan mondar mandir tidak tenang.
“Aliya, adikku. Kamu harus sadar dan sembuh,,”mas Ahsan berusaha tabah
Terlihat salah satu dokter keluar dari ruang UGD.Ayah dan mas Ahsan pun menghampirinya.
“Bagaimana dengan anak saya dok,”
“Anak anda harus dioperasi sekarang juga,pengangkatan usus ini harus secepatnya dilakukan.”Jawab dokter yang menangani Aliya
“Apakah ini berbahaya dok, aku tidak mau adikku kenapa kenapa.”
“Begini mas, operasi ini sangat dibutuhkan noleh adik anda, akan tetapi, operasi ini juga tidak menjamin Aliya akan sembuh dan sehat kembali. Perbandingannya sangat kecil, 70 : 30.”
Bunda jatuh tersungkur dan menangis penuh kesedihan,Airis hanya bisa menenangkan bundanya.Namun,hasilnya tetap saja nihil.Sang bunda tetap kalut dan sedih.
Malam ini adalah malam yang sangat menyedihkan dalam hidup Airis. Airis sangat bersalah pada mbak Aliya, mengapa sebelum Airis minta maaf kepada mbak Aliya, dia sudah tercengkeram penyakit yang sangat menyakitkan. Airis tidak tahu, apakah mbak Aliya akan hadir menghiasi harinya dengan celoteh celoteh manis yang selalu membuatnya manyun sendiri.
Tidak terasa air mata turun dari tahtanya, Airis tidak bisa menahan semua rasa saat mbak Aliya dipersiapkan menuju ruang operasi.
“Mbak Aliya, sembuhlah aku mohon,,”
THE END
PROFIL PENULIS
Nama : Nur asiyah
TTL : Tulungagung, 6 januari 1996
Umur : 16 tahun
Kota : Tulugagung
Add fb : smilesena@ymail.com
TTL : Tulungagung, 6 januari 1996
Umur : 16 tahun
Kota : Tulugagung
Add fb : smilesena@ymail.com
Baca juga Cerpen Sedih dan Cerpen Cinta yang lainnya.
0 comments:
Post a Comment