CINTA DALAM NOVEL
Cerpen Nur Asiyah
Novel adalah sesuatu yang sangat menarik bagiku, di dalam novel aku dapat melihat keceriaan, cinta, tangis, dan kesedihan. Namun aku takut, sangat takut. Novel, tolong aku. . .
“Roy, kembalikan sarapan pagiku,”
“Eits, ambil saja kalau kamu bisa, haha.” Candaku sambil lari keluar kelas
“Roy . . . .”
Bruk . . . .
“Aduh, Bagus. Jalan liat liat dunk, sakit nih kepalaku.”celetukku
“Kamu tuh yang harus hati-hati, masak pagi gini udah godain chaca, pakek nabrak aku lagi. Ini sarapan paginya siapa, matematika.Biasanya kamu kan gak suka sarapan pagi matematika,”ujar Bagus.
“Hehe, ini punyanya Chaca, kalau punya aku dah aku kerjain dan aku masukin ke kotak.”
“Hu dasar, “
Dari belakang Chaca mengambil sarapan paginya dengan cepat, aku pun terkejut.
“Wek, Roy jelek.”ujar Chaca sambil berjalan masuk ke kelas
“Tuh kan, gara gara kamu sarapan paginya jadi diambil ama Chaca. Hufh”
“Enak aja, kamu tuh yang jail.”celetuk Bagus
Aku garuk-garuk kepala.
Novel, aku sangat menginginkanmu. Kau selalu ada di pikiranku, aku tidak tahu mengapa.Namun, semua mengalir begitu saja. Kau tahu, sekarang aku terjerumus dalam hal yang fatal. Narkoba dan pergaulan bebas, semua orang tidak menganggapku.
Suasana kelas sepi, karena banyak anak-anak yang mempersiapkan acara perpisahan sekolah di aula sekolah. Hasil ujian nasional sudah keluar, semua murid kelas tiga lulus dengan nilai memuaskan, termasuk aku.
“Roy, kamu kenapa, wajahmu pucat. Kamu kelihatan tidak sehat.”ucap Feni khawatir
Aku berdiri di depan Feni, menatapnya tajam.
“Fen, maukah kau menjadi pacarku,”ucapku
Feni terlihat gelagapan dan bingung, mungkin ia tidak siap dengan pertanyaan pelampiasan ini.
“Kamu jangan bercanda Roy,”
“Ya sudah, lupain aj.”ucapku sambil bergegas untuk pergi
“Tunggu Roy, ehm aku mau jadi pacarmu,”
Aku tersenyum kecut, mudah sekali menipu perempuan ini, pikirku.
“Baiklah, ayo kita ke aula. Aku ada latihan drama,”
“Iya Roy,”
Malam perpisahan, penuh dengan keramaian. Setelah tampil drama, aku bersantai di belakang kelas dengan Bagus.
“Gus, chacha kemana ya. Dari tadi sore aku tidak melihatnya,”tanyaku
“Gak tau, tanya aja sama Novi ‘n geng.”
Belum semenit Bagus berucap, tiba-tiba Novi datang menghampiri kami sambil terengah-engah.
“Kenapa kamu Vi,”tanya Bagus
“Chacha pingsan di kelas, ”ujar Novi gelagapan
Aku langsung terhenyak,
“Dimana dia sekarang,”
“Di UKS,”
Aku, Bagus dan Novi langsung menuju UKS, terlihat Chacha memejamkan mata dan terdiam.
Terlihat Chacha mulai membuka mata, terdapat kelegaan dalam hatiku.Namun aku tetap berusaha tenang dan mengatur emosi.
“Cha, syukurlah kamu sudah sadar,”ujar Novi
Chacha hanya tersenyum kecut.
Tut....tut....
Sms datang di hp Novi, Novi pun segera membukanya.
“Teman-teman, kita harus ke aula sekarang,”
“Tapi Chacha gimana,”tanya Feni
“Biar aku yang menjaganya, kalian pergilah.”ujarku
Terlihat raut wajah Feni mendung, tapi aku tak acuh dengan itu semua.
“Baiklah. Ayo ,“ujar Bagus
Aku duduk di samping Chacha,
Akhirnya aku bisa berada di sisi Chacha Novelia , namun sudah terlambat. Kini, aku hanya bisa melihatnya, bukan memilikinya.Aku sudah terjebak, Novelpun tidak akan bisa menyelamatkanku. Maafkan aku, aku tidak bisa menahan semua. Aku sayang kamu, Novel.
Empat tahun berlalu, dan aku di sini dengan kenangan indah bersamanya saat SD, Roy Saputra. Mungkin ini kesalahan kita, kamu tidak pernah menyatakan cinta padaku, aku tidak tahu apakah kamu menyayangiku. Kini kamu semakin jauh, kamu mengkonsumsi obat-obatan terlarang, kamu menjadi anak yang nakal, dan kamu telah melupakanku.
“Wek, Roy jelek.”ujar Chaca sambil berjalan masuk ke kelas
“Tuh kan, gara gara kamu sarapan paginya jadi diambil ama Chaca. Hufh”
“Enak aja, kamu tuh yang jail.”celetuk Bagus
Aku garuk-garuk kepala.
Novel, aku sangat menginginkanmu. Kau selalu ada di pikiranku, aku tidak tahu mengapa.Namun, semua mengalir begitu saja. Kau tahu, sekarang aku terjerumus dalam hal yang fatal. Narkoba dan pergaulan bebas, semua orang tidak menganggapku.
Suasana kelas sepi, karena banyak anak-anak yang mempersiapkan acara perpisahan sekolah di aula sekolah. Hasil ujian nasional sudah keluar, semua murid kelas tiga lulus dengan nilai memuaskan, termasuk aku.
“Roy, kamu kenapa, wajahmu pucat. Kamu kelihatan tidak sehat.”ucap Feni khawatir
Aku berdiri di depan Feni, menatapnya tajam.
“Fen, maukah kau menjadi pacarku,”ucapku
Feni terlihat gelagapan dan bingung, mungkin ia tidak siap dengan pertanyaan pelampiasan ini.
“Kamu jangan bercanda Roy,”
“Ya sudah, lupain aj.”ucapku sambil bergegas untuk pergi
“Tunggu Roy, ehm aku mau jadi pacarmu,”
Aku tersenyum kecut, mudah sekali menipu perempuan ini, pikirku.
“Baiklah, ayo kita ke aula. Aku ada latihan drama,”
“Iya Roy,”
Malam perpisahan, penuh dengan keramaian. Setelah tampil drama, aku bersantai di belakang kelas dengan Bagus.
“Gus, chacha kemana ya. Dari tadi sore aku tidak melihatnya,”tanyaku
“Gak tau, tanya aja sama Novi ‘n geng.”
Belum semenit Bagus berucap, tiba-tiba Novi datang menghampiri kami sambil terengah-engah.
“Kenapa kamu Vi,”tanya Bagus
“Chacha pingsan di kelas, ”ujar Novi gelagapan
Aku langsung terhenyak,
“Dimana dia sekarang,”
“Di UKS,”
Aku, Bagus dan Novi langsung menuju UKS, terlihat Chacha memejamkan mata dan terdiam.
Terlihat Chacha mulai membuka mata, terdapat kelegaan dalam hatiku.Namun aku tetap berusaha tenang dan mengatur emosi.
“Cha, syukurlah kamu sudah sadar,”ujar Novi
Chacha hanya tersenyum kecut.
Tut....tut....
Sms datang di hp Novi, Novi pun segera membukanya.
“Teman-teman, kita harus ke aula sekarang,”
“Tapi Chacha gimana,”tanya Feni
“Biar aku yang menjaganya, kalian pergilah.”ujarku
Terlihat raut wajah Feni mendung, tapi aku tak acuh dengan itu semua.
“Baiklah. Ayo ,“ujar Bagus
Aku duduk di samping Chacha,
Akhirnya aku bisa berada di sisi Chacha Novelia , namun sudah terlambat. Kini, aku hanya bisa melihatnya, bukan memilikinya.Aku sudah terjebak, Novelpun tidak akan bisa menyelamatkanku. Maafkan aku, aku tidak bisa menahan semua. Aku sayang kamu, Novel.
Empat tahun berlalu, dan aku di sini dengan kenangan indah bersamanya saat SD, Roy Saputra. Mungkin ini kesalahan kita, kamu tidak pernah menyatakan cinta padaku, aku tidak tahu apakah kamu menyayangiku. Kini kamu semakin jauh, kamu mengkonsumsi obat-obatan terlarang, kamu menjadi anak yang nakal, dan kamu telah melupakanku.
Sejak malam perpisahan itu, di saat itulah kita turut berpisah. Aku hanya mendapat kabar burung bahwa kamu selalu berganti pacar, dan selalu memutus dan menyakiti hati meraka. Roy, selama empat tahun ini aku masih menyayangimu, tidak ada yang dapat menggantikanmu, entah mengapa.
Sakit, namun aku akan tetap menjaga dan meyakini rasaku, karena aku tahu aku tidak bisa mengelaknya. Namun kini aku telah mendapatkan laki-laki yang menyayangiku. Mungkin dengan ini, aku akan bisa melupakanmua.
SEMUA TERLAMBAT, ANDAI WAKTU DAPAT BERPUTAR. AKU INGIN KAMU SEPERTI DULU, SAAT KITA BERSAMA, TANPA HAL YANG MENJERUMUSKANMU.
TAMAT
PROFIL PENULIS
Nama : Nur asiyah
TTL : Tulungagung, 6 januari 1996
Umur : 16 tahun
Kota : Tulungagung
TTL : Tulungagung, 6 januari 1996
Umur : 16 tahun
Kota : Tulungagung
Baca juga Cerpen Remaja dan Cerpen Cinta yang lainnya.
0 comments:
Post a Comment